Jangan sampai, kemudahan yang ditawarkan teknologi digital, justru menimbulkan masalah baru: bencana data pribadi!
Di Indonesia, kita tidak mendengar kabar ada peretas yang meminta uang tebusan karena terkena ransomware. Bukan berarti Indonesia aman dari penjahat siber.
Cerita suram di mana internet sudah menjadi segalanya, tidak hanya "Internet of Thing" melainkan "Internet of Everything" namun setiap perangkat mudah di-hack.
Menjadi wartawan di era cyber jauh lebih berat ketimbang menjadi wartawan di era printing media dan analog
Hoaks membuat fokus penanganan Corona melenceng dan menimbulkan ketakukan hingga masalah baru
Dengan valuasi unicorn yang tinggi di atas US$1 miliar atau Rp 14 triliun, muncul keraguan mengenai keamanan. Apakah unicorn akan menjelma menjadi keledai?
Serangan web/online skimming banyak menyerang situs e-ecommerce dengan katagori kecil dan menengah. Alasannya, kurangnya keamanan siber di situs web.
Sejatinya, SMS tidak pernah aman dan sebaiknya tidak digunakan secara luas, kata para pakar.
Kehati-hatian, selalu cek dan ricek sistem jaringan, dan tidak mudah tergoda dengan apa pun di dunia maya adalah kunci kita selamat dari rekayasa sosial.
Toh, selama ini, kita tahu banyak hacker yang mampu membobol sistem elektronik pemerintah. Itu menunjukkan masih banyak kelemahan di tubuh pemerintah.
Keamanan digital bisa dikuatkan dengan regulasi sistem sayembara siber yang baik. Mengkriminalisasi peretas tidaklah lantas membuat mereka takut.
Sebagian besar serangan siber karena keteledoran pribadi. Mereka tidak menyadari atau memahami bahwa menjadi target si peretas (hacker).
Di pengujung pekan lalu, kiprah para buzzer di berbagai media sosial menjadi sorotan serius salah satu media ternama. Sorotan atas tren ini pun semakin membesar
Lembaga tersebut mengganjar para peretas dengan uang mencapai 25 ribu dolar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp354 juta. Tentu saja, ganjaran itu tidak lepas
Jika dilihat dari unsur keterdesakan. Pengesahan RUU Keamanan dan Ketahanan Siber (KKS) lebih mendesak dari UU KPK.
Habibie mempopularkan istilah "hi-tech" atau teknologi tinggi, Habibie juga terkenal dengan dua jargon "iptek dan imtaq".
Jika setiap orang memiliki akses terhadap informasi atau data yang sahih, mereka akan penuh keyakinan bahwa apa yang dibacanya tiap waktu adalah kebenaran.
Data adalah jenis kekayaan baru yang lebih berharga dari minyak. Regulasinya harus segera disiapkan tidak boleh ada kompromi - Presiden Jokowi
Kerangka kerja menyeluruh harus disusun dengan baik, tentu saja terus diperbaiki atau direvisi setiap waktu seiring perkembangan perusahaan.
Sejauh mana PLN telah membuat antisipasi serangan hacker? Bagaimana cybersecurity yang diterapkan PLN? Apakah hal-hal seperti itu menjadi konsen PLN saat ini?