Semoga relawan sibernya tak melulu membuat “kesibukan” baru untuk tahun-tahun mendatang dengan perang tagar atau komentar.
Mau sampai kapan entitas publik dan swasta kita bungkam ketika terjadi insiden siber, terutama kebocoran data? Apakah menunggu kerugian besar terjadi?[]
Cybersecurity dan/atau cyber resilience satu-satunya hal yang hilang dari sebagian besar proyek siber yang saya amati selama di Indonesia.
Data pribadi adalah bahan bakar yang mendorong penipuan dan kejahatan di seluruh dunia.
Berkaca dari kasus BPJS ini, saya ingin mengingatkan anggota DPR RI: bentuklah lembaga independen, tolak Kominfo jadi lembaga pengawas data pribadi!
Internet berubah sangat cepat, perlindungan jaringan harus dapat melindungi Anda terhadap pengintaian dengan taktik dan teknik peretas yang terus berkembang.
Baru empat negara yang diduga kuat memiliki kemampuan serangan CPS ini: Amerika Serikat, Rusia, China, dan Israel.
Mengapa kita mengkhawatirkan waktu? Waktu adalah mimpi terburuk kita. Jika Anda tidak punya waktu, orang-orang jahat bisa memiliki semuanya.
Indonesia sendiri sudah mengalami berbagai bentuk perang siber ketika diungkap oleh mantan analis Dinas Intelijen & Keamanan Nasional Amerika Edward Snowden.
Yang harus menjadi catatan, data yang dikumpulkan BSSN tersebut belum 100% mencakup seluruh jaringan internet di Indonesia.
Pendekatan holistik terhadap keamanan siber yang melibatkan upaya individu serta pendekatan top-down sangat penting untuk melindungi perusahaan dari serangan.
Cyberspace yang ditemukan penulis fiksi ilmiah William Gibson telah menjadi istilah untuk merujuk pada ranah metaforis komunikasi elektonik.
Mitigasi human error harus menjadi kunci utama pada keamanan siber tahun 2021. Keamanan adalah pada peran human error dan sangat fundamental.
Saya ingin mengingatkan semua pembaca agar tidak menggunakan SMS atau push notification untuk mengonfirmasi transaksi keuangan apa pun.
Sangat mungkin sekali ada banyak bentuk serangan APT di Indonesia yang belum terdeteksi.
Keberpihakan pemerintah terhadap publik adalah nyawa untuk menghidupkan semangat ketahanan dan kedaulatan siber—juga keterbukaan informasi.
Masyarakat saat ini menggunakan ponsel untuk segala jenis aktivitas, dan semakin ideal jika bisa digunakan untuk penandatangan digital guna keamanan.
Grab lebih terbuka. Mengakui ada persoalan tersebut, berterimakasih kepada polisi, Grab aktif membantu polisi dalam mengungkap kasus ini tersebut.
Data ibarat emas digital yang menjadi incaran banyak perampok
Data sebagai new oil menjadi sasaran utama para penjahat siber juga pengumpul data lain.