Peretasan terhadap akun media sosial kian marak menjelang pemilu serentak, 17 April 2019. Sebelumnya, akun mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu diretas. Peretasan juga terjadi pada akun medsos tokoh-tokoh lainnya, seperti akun J.S. Prabowo, Ferdinand Hutahaean, Ustaz Abdul Somad (UAS), dan Haikal Hassan.
Yang penting diperhatikan publik, terutama pengguna medsos adalah soal informasi pribadi yang diunggah. Tidak mengumbar data pribadi.
Sejak Minggu (14/4/2019) sore hingga pukul 19.10 WIB media sosial seperti Facebook, WhatsApp, dan Instagram berbarengan masih tak bisa diakses.
Sekelompok peretas berhasil membobol beberapa situs web yang berafiliasi dengan FBI. Mereka membocorkan ribuan data berisi informasi pribadi ribuan agen FBI.
Rakyat menanti realisasi diksi digital yang diucapkan kedua paslon saat debat capres kelima.
Saat ini banyak terdapat media yang mengaku resmi, tapi kenyataannya tidak terdaftar di Dewan Pers. Parahnya, oknum media itu menyebarkan hoaks.
Konten hoaks yang beredar di media sosial sejak Agustus 208 hingga 11 April 2019, dua hari sebelum akhir kampanye pemilu (13 April), telah mencapai 1.386 konten.
Akun-akun bodong diantisipasi supaya tak bisa terlibat rekapitulasi suara online
Pelaku Fintech P2P Lending telah diwajibkan mendapatkan sertifikat ISO 27001 tentang standar sistem manajemen keamanan informasi.
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, kasus kejahatan siber yang paling tinggi adalah penipuan secara online.
Seharusnya dengan anggaran yang memadai, tim teknologi informasi KPU berusaha kuat melindungi sistem keamanan situs webnya.
Sebelumnya, laman bagian dalam situs web KPU menampilkan tulisan Hacked By: Chemod-77 yang diakses Kamis (11/4/2019) pukul 16.40 WIB.
Laman situs web KPU, kemungkinan besar telah dimasuki hacker.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto pernah mengatakan hoaks dan sejenisnya sejajar dengan terorisme. Apa pendapat Anggota ICSF Kolonel Arwin?
Istilah ini dikenalkan oleh sekelompok peretas yang bersatu dan menyebut dirinya sebagai komunitas Warez-dianggap sebagai kelompok pertama phishers.
Zain Qaiser juga secara rutin menghabiskan uangnya untuk menghibur diri dengan pelacur, obat-obatan, dan perjudian.
Qaiser menyamar sebagai pemasok sah iklan online di beberapa situs web porno legal terpopuler di dunia. Qaiser membeli ruang iklan itu dengan nama: K!NG
Pengadilan Kingston Crown Court telah menjatuhi hukuman selama 6 tahun lima bulan. Ini capaian terbesar kedua NCA, FBI-nya Ingggris tahun ini.
Pengintai bisa mengakses informasi perangkat, SMS, foto, percakapan media sosial, serta data geolokasi dari korban. Bahkan, membuat rekaman audio dan video.
Dengan menguasai CT scan dan MRI, peretas pun bisa menambah atau menghapus gambar kanker ganas pada pindaian sehingga mengelabui analisis ahli radiologi.