Awalnya, Akbar melihat adanya tanda-tanda perubahan pada kanal Youtube miliknya. Namun, dia mengaku tidak menerima notifikasi apa pun dari YouTube.
Cyberthreat. - Kanal Youtube 'Akbar Faizal Uncensored' milik politisi Akbar Faizal diretas dn diambil alih orang tak dikenal. Saat berita ini ditulis, kanal itu ketika diklik diarahkan ke kanal @MicroStrategy.
Kepada Cyberthreat.id yang menghubunginya pada Sabtu sore 27 Januari 2024, Akbar mengatakan peretasan terjadi pada 17 Januari lalu dan baru disadari oleh timnya sekitar pukul 10.00 WIB.
Awalnya, Akbar melihat adanya tanda-tanda perubahan pada kanal Youtube miliknya. Namun, dia mengaku tidak menerima notifikasi apa pun dari YouTube.
"Tiba-tiba kami sudah tidak mendapat akses untuk masuk ke akun itu lagi," kata Faizal saat dihubungi lewat telepon.
Menyadari kanal Youtube miliknya telah diambil alih oleh pihak lain, Akbar kemudian melaporkan ke Youtube Indonesia yang berjanji akan meneruskan ke kantor pusat Youtube Global.
Akbar mengaku sudah mengikuti semua prosedur verifikasi yang diminta.
"Namun, sampai hari ini belum ada solusinya sehingga saya melaporkan langsung ke Youtube global lewat media sosial X," kata Akbar.
Beberapa konten Youtube Akbar Faizal selama ini dikenal kritis terhadap pemerintah. Karena itu, muncul spekulasi peretasan dilakukan oleh alat negara.
Salah satunya datang dari budayawan Goenawan Moehammad yang mengaitkan peretasan itu dengan sensor penguasa.
"Sensor penguasa adalah tanda kegugupan penguasa. Kanal YouTube Akbar Faisal, yang membawakan wawancara kritis yang bernas, ternyata diretas sejak pertengahan Januari," tulis Goenawan di media sosial X, Sabtu, 27 Januari 2024.
"Ini bukan yang pertama kali ada usaha mencegah arus informasi yang bebas. Tampaknya ada orang-orang di atas sana yang tak dikenal -atau mengkhianati - cita-cita Reformasi yang diperjuangkan mati-matian untuk Republik," tambah Goenawan.
Ditanya pendapatnya tentang pernyataan Goenawan itu, Akbar Faizal mengatakan tidak ingin berspekulasi tentang penyebab peretasan.
"Oh tidak, saya tidak ingin menduga-duga. Bahwa mas Gun (panggilan akrab Goenawan Mohamad) berpendapat begitu, silahkan saja," kata Akbar.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.