Interkonektivitas jaringan merupakan fondasi dari ekosistem digital kita
Cyberthreat.id - Di tengah pertumbuhan penggunaan internet yang pesat, interkonektivitas menjadi salah satu aspek krusial yang mendukung kelancaran akses dan transmisi data. Menyadari hal ini, APJII DKI Jakarta menggandeng Bersama Digital Data Centres (BDDC) dalam sebuah inisiatif untuk memperkuat interkonektivitas jaringan internet di seluruh negeri.
BDDC, yang merupakan salah satu pionir dalam pengembangan pusat data di Indonesia, memiliki infrastruktur dan teknologi yang mumpuni untuk mendukung misi ini.
Melalui kolaborasi ini, kedua pihak bertujuan untuk menciptakan jaringan yang lebih terintegrasi, meminimalkan hambatan dan latensi, serta memastikan transmisi data yang lebih efisien.
"Interkonektivitas jaringan merupakan fondasi dari ekosistem digital kita. Tanpa konektivitas yang handal, banyak layanan dan aplikasi digital tidak bisa berfungsi dengan maksimal," ungkap Ketua APJII DKI Jakarta, Tedi Supardi Muslih.
Dalam kunjungannya ke BDDC, APJII DKI dan tim Bersama Digital berdiskusi mendalam tentang cara-cara meningkatkan konektivitas antar pusat data, penyedia layanan internet, serta platform digital lainnya. Dengan mengoptimalkan interkonektivitas, diharapkan data dapat bergerak dengan lebih cepat dan akurat di seluruh Indonesia.
Direktur Bisnis dan Komersil BDDC, A. Yudha Permana menambahkan, "Kami berkomitmen untuk membangun dan mengoptimalkan infrastruktur yang mendukung visi APJII DKI. Dengan kolaborasi ini, kami berharap transformasi digital dan akses internet dapat semakin efisien dan merata untuk seluruh pengguna di Indonesia."
Kolaborasi antara APJII DKI dan BDDC ini diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi pemangku kepentingan lainnya dalam industri digital untuk terus berinovasi demi kemajuan interkonektivitas internet dan pusat data di tanah air.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.