Digitalisasi penyiaran meningkatkan kualitas siaran yang diharapkan dapat mempertahankan kepemirsaan televisi di tengah pesatnya perkembangan platform internet.
Cyberthreat.id - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Wayan Toni Supriyanto mengatakan digitalisasi penyiaran telah mendorong lahirnya kreator konten baru.
"Digitalisasi penyiaran akan mendorong keberagaman konten siaran dan membuka peluang lahirnya para content creator," kata Dirjen Wayan dalam acara Gala Dinner dan Rakornas KPI se-Indonesia Tahun 2023 dengan tema "Dari Perbatasan Wujudkan Siaran Ramah, Bermartabat, dan Berbudaya" di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Kamis (10/08/2023).
Menurut Dirjen Wayan Toni, kreator konten perlu diberikan kesempatan untuk masuk ke ekosistem industri penyiaran yang inovatif dan kreatif. Oleh karena itu, Dirjen PPI Kementerian Kominfo meminta lembaga penyiaran melaksanakan kewajiban untuk menyajikan minimal 10 persen konten lokal dalam siaran.
Di sisi lain, digitalisasi penyiaran meningkatkan kualitas siaran yang diharapkan dapat mempertahankan kepemirsaan televisi di tengah pesatnya perkembangan platform internet.
"Selama dua tahun terakhir kita bersama-sama sudah mensosialisasikan perbedaan kualitas siaran analog dan digital. Ini adalah cara untuk mempertahankan kepemirsaan televisi di tengah pesatnya perkembangan platform internet," ujar Dirjen Wayan Toni Supriyanto.
Dirjen PPI Kementerian Kominfo mendorong lembaga penyiaran dapat menyediakan sumber rujukan informasi terpercaya bagi masyarakat. Menurutnya, hal itu perlu dipertahankan.
“Saat ini, apabila kita melihat di media sosial, ada berita apapun, pasti mencari kebenarannya di media mainstream, mohon ini dipertahankan," katanya.
Bahkan, Dirjen Wayan Toni Supriyanto menngharapkan lembaga penyiaran televisi dan radio bisa mempertahankan posisi sebagai kanal komunikasi massa yang sangat dipercaya atau menjadi rujukan di saat terjadi misinformasi di media sosial.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.