Hadiah mencapai US$20.000
Cyberthreat.id – OpenAI, perusahaan di balik pengembang chatbot ChatGPT, membuka laporan kerentanan berhadiah untuk aplikasinya alias bug bounty. Siapa saja yang menemukan kerentanan pada sistem kecerdasan buatannya itu akan diberi maksimum hadiah sebesar US$20.000.
Program bug bounty yang dirilis Selasa (11 April 2023) itu dibedakan dalam sejumlah tingkat keparahan bug, dengan hadiah mulai US$200 –US$6.500 per kerentanan.
OpenAI menggandeng platform bug bounty Bugcrowd untuk mengundang para peretas etis membantu mendukung keamanan dan privasi aplikasinya, tulis Reuters. Oleh karenanya, pelapor wajib mengirimkan penemuan bug melalui platform tersebut.
Program itu dibuka menyusul larangan ChatGPT di Italia karena dugaan pelanggaran aturan privasi.
ChatGPT OpenAI yang didukung oleh Microsoft Corp yang menggemparkan dunia sejak diluncurkan pada November 2022. ChatGPT mampu menulis esai, puisi, dan coding. Kepintaran chabot ini kemudian membuat resah publik, sehingga dua pekan lalu lebih dari 1.000 pemuka TI, termasuk Elon Musk, Steve Wozniak, meneken petisi moratorium pengembangan AI seperti ChatGPT dalam enam bulan ke depan sambil menunggu aturan yang tepat.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.