Demi menggaet pasar lebih luas dan menargetkan 15 juta pengguna baru.
Cyberthreat.id – Penyedia layanan internet rumahan, IndiHome, akan digabung ke operator seluler Telkomsel. PT Telkom Indonesia, induk perusahaan IndiHome, menyatakan, proses penggabungan diperkirakan selesai 1 Juli 2023.
Penggabungan keduanya, menurut Telkom, untuk mewujudkan fixed mobile convergence (FMC), yaitu layanan telepon/internet kabel dan seluler dalam satu pengelolaan bisnis.
VP Corporate Communication PT Telkom Indonesia, Andri Herawan Sasoko, mengatakan, FMC juga menjawab berbagai tantangan yang dihadapi pasar terkini baik mobile broadband (seluler) maupun fixed broadband (internet kabel).
Tantangan-tantangan tersebut, seperti average revenue per user (ARPU) dan rupiah per megabita (RpMB) yang terus menurun, lalu hilangnya pelanggan (churn), tingginya beban belanja modal (capex), dan persaingan bisnis tinggi.
Diakui Andri, sebetulnya penetrasi fixed broadband masih berkisar 15 persen di Indonesia dan berpotensi tumbuh. Jadi, alasan merger itulah yang menjadi pertimbangan untuk menggaet pasar lebih luas lagi.
VP Investor Relation Telkom Indonesia, Edwin Julianus Sebayang, mengatakan, merger akan berpotensi menggaet sekitar 15 juta pelanggan baru.
Penggabungan kedua perusahaan dilakukan dalam Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA). Perjanjian ini disebut sebagai "strategi TelkomGroup untuk menyediakan variasi layanan broadband terbaik, memperkuat bisnis, dan mewujudkan inklusi digital di Indonesia," demikian dikutip dari Antaranews.com, Minggu (9 April 2023).
IndiHome dan Telkomsel masih dalam naungan Telkom Group, tapi ada perubahan nilai kepemilikan menyusul penggabungan tersebut. Saham Singapore Telecommunication (Singtel) di Telkomsel menjadi sebesar 30,1 persen, sedangkan kepemilikan Telkom naik menjadi sebesar 69,9 persen.
Setelah penggabungan resmi, Telkomsel yang akan mengelola layanan bussines to consumers (B2C), sedangkan fokus operasional Telkom untuk urusan business to business (B2B).[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.