Ferari tak akan bayar uang tebusan.
Cyberthreat.id – Ferari NV, produsen mobil sport asal Italia, mengumumkan telah terjadi insiden siber yang dialami oleh anak perusahaannya, Ferari SpA. Perusahaan baru-baru ini dikontak oleh peretas yang meminta uang tebusan.
"Setelah menerima permintaan tebusan itu, kami segera memulai penyelidikan bekerja sama dengan perusahaan keamanan siber pihak ketiga terkemuka," ujar perusahaan di blog situswebnya, Selasa (21 Maret 2023).
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa pelanggaran tersebut tidak berdampak pada fungsi operasional perusahaan," perusahaan menambahkan.
Sayangnya, Ferari tak menjelaskan secara detail bagaimana insiden tersebut bisa terjadi; apakah mereka mengalami insiden ransomware atau hal lainnya. Umumnya, peretasan yang meminta uang tebusan dengan disertai pencurian data, cenderung dilakukan oleh geng ransomware.
Perusahaan juga telah melaporkan kejadian itu kepada otoritas terkait. "Sebagai kebijakan, Ferari tidak akan membayar uang tebusan itu karena sama saja mengongkosi kejahatan dan memungkinkan pelaku terus melakukang serangan," kata perusahaan.
Menurut Ferari, seluruh pelanggan telah diberi tahu terkait dengan potensi dampak terhadap data pribadi dan risiko dari insiden tersebut.
Dalam surat pemberitahuan kepada para pelanggannya, Ferari mengakui aktor jahat telah mengakses sejumlah sistem di lingkup teknologi informasinya. Sebagian dari insiden itu menyebabkan data tertentu terkait klien terkena dampak, seperti nama, alamat email, alamat, dan nomor telepon.
"Namun, berdasarkan penyelidikan kami, tidak ada detail pembayaran dan/atau nomor rekening bank dan/atau informasi pembayaran sensitif lain atau detail mobil Ferari yang dimiliki atau dipesan yang telah dicuri," kata perusahaan.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.