Snap ingatkan agar tak mengandalkan nasihatnya. Karena bisa saja salah.
Cyberthreat.id – Snap Inc, pengembang aplikasi perpesanan foto Snapchat, meluncurkan chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) yang ditenagai oleh teknologi milik OpenAI, ChatGPT pada Senin (27 Februari 2023).
Chatbot yang diberi nama My AI tersebut akan mulai tersedia bagi pelanggan Snapchat+ yaitu layanan berbayar yang memberikan pengguna sejumlah fitur eksklusif. Harga berlangganannya bervariasi di berbagai negara dan perangkat.
"Teknolog My AI dapat merekomendasikan ide hadiah ulang tahun untuk BFF (teman terbaik) Anda, merencanakan perjalanan hiking, resep makanan, bahkan menulis tentang keju," tulis perusahaan di blog Newsroom.
Perusahaan juga memberikan peringatan tentang chatbot tersebut yang bisa keliru. "Seperti halnya semua chatbot bertenaga AI, My AI rentan terhadap 'halusinasi' dan dapat diakali untuk mengatakan apa saja," ujar perusahaan.
"Mohon diperhatikan banyak kekurangannya dan mohon maaf sebelumnya! Semua percakapan dengan AI Saya akan disimpan dan dapat ditinjau untuk meningkatkan pengalaman produk."
Meski chatbot tersebut didesain untuk menghindari informasi bias, keliru, berbahaya atau menyesatkan, kesalahan dari hasil jawaban mesin bisa terjadi. Oleh karenanya, perusahaan juga meminta untuk membagikan informasi rahasia kepada mesin AI dan begitu mengandalkan hasil jawabannya.
"Tolong jangan bagikan rahasia apa pun dengan My AI dan jangan mengandalkan nasihatnya," tutur Snap.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.