Layanan internasional mulai aktif dan diperluas per 26 Januari.
Cyberthreat.id – Perusahaan pos terkemuka di Inggris, Royal Mail, telah memulai memperluas layanan pengiriman ekspor internasional setelah dua pekan operasionalnya terganggu karena insiden siber.
Perusahaan mengatakan pada Kamis (26 Januari 2023) di situswebnya bahwa pengiriman internasional sudah dilakukan dengan solusi dan sistem alternatif yang tidak terpengaruh oleh insiden siber.
"Kami telah mengirimkan surat ekspor standar sejak mengaktifkan kembali layanan tersebut untuk pelanggan pada 18 Januari," tulis perusahaan.
Selanjutnya, mulai 26 Januari, Royal mengatakan telah mengaktifkan layanan "International Tracked & Signed" dan "International Signed" ke semua tujuan pelanggan akun bisnis dan pelanggan yang membayar ongkos kirim online. Pengiriman tersebut termasuk meliputi parsel, surat besar, dan format surat dari layanan tersebut.
Solusi pengiriman online juga diaktifkan untuk memungkinkan pelanggan memilih layanan ini, mencetak label, dan mengirim barang.
Pada 11 Januari lalu, Royal Mail mengumumkan telah terjadi insiden siber. Laporan The Telegraph menyebutkan, perusahaan terkena serangan ransomware LockBit.
Namun, perwakilan geng LockBit mengatakan kepada BleepingComputer bahwa mereka tidak menyerang Royal Mail dan menyalahkan pihak lain yang telah menggunakan builder malware mereka yang bocor. Pada September 2022, bulider LockBit 3.0 bocor di Twitter sehingga memungkinkan aktor jahat lain meluncurkan operasi ransomware berdasarkan enkripsi LockBit.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.