Badan pengawas Perancis menilai TikTok tak mempermudah pengguna untuk menolak cookies.
Cyberthreat.id – TikTok, layanan video pendek asal China, harus menerima pil pahit. Pada Kamis (12 Januari 2023), layanan yang populer di kalangan remaja itu didenda sebesar US$5,4 juta (setara Rp82 miliar) oleh pemerintah Perancis.
TikTok dinilai telah melanggar aturan penggunaan cookies (potongan kecil data yang disimpan saat bernavigasi di web).
Badan pengawas perlindungan data Perancis (CNIL) mengatakan, penyelidikan atas TikTok hanya menyangkut situsweb tiktok.com, bukan aplikasi seluler yang populer digunakan.
Situsweb TikTok dinilai CNIL tidak menerapkan aturan penolakan cookies secara mudah.Pengguna internet tidak cukup mendapat informasi tentang penggunaan cookie di TikTok, tutur badan pengawas dikutip dari Reuters.
Sementara itu, TikTok mengatakan, sebetulnya masalah tersebut telah ditangani oleh perusahaan pada tahun lalu. Perusahaan mengatakan telah mempermudah pengguna untuk menolak cookies yang tidak penting dan memberikan informasi tambahan tentang fungsi cookies tertentu.
Regulasi Uni Eropa mengatur ketat setiap situsweb harus dengan jelas meminta persetujuan dari pengguna untuk pemakaian cookies. Pemilik web juga harus membuat pengguna mudah untuk menolaknya.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.