Tak ada uang tebusan untuk hacker ransomware.
Cyberthreat.id – Medibank Private Ltd, perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Australia, Senin (7 November 2022) mengatakan, perusahaan tidak akan melakukan pembayaran apa pun terkait serangan ransomware.
“Sesuai saran dari pakar keamanan siber, kami meyakini, meski membayar, peluangnya kecil untuk mendapatkan kembali data pelanggan atau mencegahnya dipublikasikan [oleh hacker],” kata CEO Medibank David Koczkar, dikutip dari situsweb perusahaan, diakses Senin.
Sebelumnya, peretas mengklaim telah mendapatkan sekitar 9,7 juta pelanggan baik saat ini atau sebelumnya. Data pelanggan yang bocor mencakup nama, tanggal lahir, nomor telepon, alamat, dan email.
Menurut David, membayar uang tebusan sama saja mendorong peretas untuk memeras pelanggan secara langsung, ini lebih menyakitkan banyak orang.
“Karena alasan itulah kami memutuskan tidak akan membayar uang tebusan untuk serangan ini,” katanya.
Sejauh ini, bisnis perusahaan masih berjalan normal, pelanggan juga masih bisa mengakses layanan kesehatan. Medibank memperingatkan agar pelanggan mewaspadai sebab penjaaht bisa saja menyamar sebagai perusahaan.
Pembaruan penyelidikan
Berdasarkan penyelidikan internal perusahaan, hingga saat ini ditemukan fakta-fakta bahwa peretas telah:
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.