Dalam hitungan detik,kita harus mengatasi kurang lebih 75 ancaman.
Cyberthreat.id – Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengatakan serangan siber menjadi tantangan besar bagi industri penyedia jasa keuangan digital (fintech).
“Dalam hitungan detik,kita harus mengatasi kurang lebih 75 ancaman,” ujar Ketua Dewan Pengawas AFTECH Rudiantara, dikutip dari Antaranews.com, Rabu (19 Oktober 2022).
Mengutip data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serangan siber di Indonesia sepanjang 2022 mencapai 100 juta serangan, didominasi ransomware dan malware.
“Semua memang tidak dianggap menjadi peretasan, namun beberapa merupakan phishing dan doxing. Semua itu perlu diatasi mengingat kepercayaan masyarakat terhadap fintech tidak jauh berbeda dengan kepercayaan non-fintech pada layanan keuangan konvensional,” ujarnya.
Untuk memperkuat digital trust system, Otoritas Jasa Keuangan bersama industri fintech telah menerapkan sertifikat elektronik untuk proses verifikasi identitas secara online maupun tanda tangan elektronik.
Verifikasi identitas tidak sekadar swafoto, tapi kini ada teknologi berbasis kecerdasan buatan, seperti liveness detection untuk memastikan pengenalan wajah (face recognition) dengan basis data kependudukan.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.