Dialog baru menyadari sampel daa kecil perusahaan dijual di dark web pekan lalu.
                    Cyberthreat.id – Singapore Telecommunication Ltd (Singtel) mengatakan anak perusahaannya di Australia, Dialog, mengalami serangan siber.
Menurut perusahaan, Senin (10 Oktober 2022), serangan siber teresbut berpotensi mempengaruhi 1.000 orang baik bekas karyawan maupun karyawan sekarang.
Selain itu, serangan itu juga bisa berdampak pada sekitar 20 klien perusahaan.
Pengumuman tersebut beberapa pekan setelah pelanggaran data besar-besaran anak perusahaannya, Optus, yang juga sebagai operator seluler terbesar kedua di Negeri Kanguru.
Optus akhir bulan lalu mengalami kebocoran data hingga 10 juta pelanggan.
Dialog merupakan perusahaan konsultan layanan teknologi informasi. Serangan terhadap Dialog terdeteksi pertama kali pada 10 September, lebih lama dibandingkan Optus.
Namun, kata Singtel, Dialog baru menyadari sampel kecil data pribadi karyawan telah dipublikasikan di dark web pada pekan lalu.
Apakah ada kaitan antara server Dialog dan Optus? Singtel yang berbasis di Singapura menegaskan, bahwa sistem keduanya sepenuhnya terpisah. “Tidak ada bukti hubungan antara insiden pelanggaran data di Dialog dan Optus,” klaim Singtel, dikutip dari Reuters.[]
                                        Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
                                        Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
                                        "Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.