database ini diklaim oleh peretas berasal dari server KPU.
Cyberthreat.id – Seorang anggota forum kebocoran data dengan username Bjorka, menawarkan database yang berisi 105 juta data penduduk yang di dapatkannya dari server milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Database ini ditawarkan di forum kebocoran data tersebut dengan harga $5.000, atau setara dengan Rp 74 juta. Transaksi pembelian data tersebut hanya bisa dilakukan dengan menggunakan Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETC).
Dalam thread yang berjudul “Indonesia Citizenship Database From KPU 105M:, disebutkan bahwa database berformat CSV tersebut terdiri dari 20 GB file yang terkompresi dan 4 GB file yang tidak terkompresi, dengan total data sebanyak 105.003.428 data. Namun, ia tidak menyebutkan tanggal pasti kapan pelanggaran tersebut dilakukan, hanya disebutkan pelanggaran tersebut terjadi pada September 2022.
“Data yang berhasil dikompromikan berupa NIK (Nomor Induk KTP), KK, nama lengkap, tempat tanggal lahir, gender, umur,dll,” tulis Bjorka dalam thread yang dibuatnya, pada Kamis (1/9).
Untuk meyakinkan calon pembelinya, Bjorka juga melampirkan sample data yang berisi 2 Juta data pengguna yang dapat diunduh, sample data ini juga memuat, NIK (Nomor Induk KTP), KK (kartu keluarga beserta nomor), nama lengkap, tempat tanggal lahir, gender, dan umur. Tidak hanya itu saja, ia juga melampirkan proof of contract untuk memvalidasi data tersebut.
Sebagai informasi, Bjorka tidak hanya menawarkan data yang diduga milik Kementerian Kominfo saja, sebelumnya dia juga menawarkan database milik Indihome. Bahkan, baru-baru ini dia juga menawarkan data SIM Card penduduk indonesia, dan login dari pengguna Tokopedia.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.