Seorang anak berusia 16 tahun dan 17 tahun didakwa dengan akses tidak sah ke komputer dengan maksud untuk merusak keandalan data, dan menghalangi akses ke data
Cyberthreat.id - Polisi Kota London, Inggris, yang telah menyelidiki kelompok peretasan Lapsus$, mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah mendakwa dua remaja dengan pelanggaran dunia maya.
Seorang anak berusia 16 tahun dan 17 tahun didakwa dengan akses tidak sah ke komputer dengan maksud untuk merusak keandalan data, penipuan dengan representasi palsu dan akses tidak sah ke komputer dengan maksud untuk menghalangi akses ke data, kata polisi.
Remaja 16 tahun itu juga didakwa dengan satu tuduhan menyebabkan komputer melakukan fungsi untuk mengamankan akses tidak sah ke sebuah program, kata Inspektur Detektif Michael O'Sullivan seperti dilaporkan Reuters, Sabtu, 2 April 2022.
Sebagai pendatang baru di pasar pemerasan digital yang ramai, Lapsus$ telah mengejutkan dan membingungkan para pakar keamanan siber dengan kombinasi kejenakaan remaja dan akses tingkat tinggi ke beberapa perusahaan terbesar di dunia.
Kelompok peretas itu menargetkan perusahaan termasuk Microsoft Corp dan Okta Inc, sebuah perusahaan layanan otentikasi yang diandalkan oleh ribuan bisnis besar.
Seorang juru bicara kepolisian Kota London menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa para remaja itu didakwa sehubungan dengan penyelidikan Lapsus$.
Polisi Inggris umumnya tidak menyebut nama tersangka.
Pasukan tersebut mengatakan pada bulan Maret telah menangkap tujuh orang berusia antara 16 dan 21 tahun menyusul serangkaian peretasan oleh Lapsus$. []
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.