File malware berkedok cheat untuk game Valorant.
Cyberthreat.id – Perangkat lunak jahat (malware) pencuri informasi (infostealer) disebarkan oleh peretas jahat melalui tautan di deskripsi YouTube.
“Peretas menyamarkan malware sebagai cheat untuk game Valorant,” tulis tim analis malware ASEC, bagian dari perusahaan keamanan siber Korea Selatan, Ahnlab, di blog perusahaan, Jumat (11 Maret 2022).
Valorant adalah game menembak gratis untuk Windows, mirip halnya Counter Strike: Global Offensive, yang dikembangkan oleh Riot Games yang mempopulerkan League of Legends (LOL).
Ketika pengguna mengklik tautan yang disediakan di deskripsi video YouTube, halaman unduhan ditampilkan (hxxps://anonfiles[.] com/J0b03cKexf).
File “cheat” ini ditaruh di platform berbagi file anonim, Anonfiles. File berbentuk .rar tersebut berukuran 104,29 kilobita (KB) dengan alamat URL unduhan hxxps://cdn-149.anonfiles[.] com/J0b03cKexf/bfb807d9-1646204724/Pluto%20Valornt%20cheat.rar.
Ketika file terkompresi bernama “Cheat Pluto Valornt.rar” diunduh, isinya terdapat file yang bisa dieksekusi (.exe) dengan nama “Cheat installer.exe”.
“Tampaknya cheat game, tapi itulah infostealer jenis RedLine,” tulis tim ASEC.
Sumber: ASEC
Ketika file itu dijalankan, malware mengumpulkan informasi dasar dari sistem yang terinfeksi serta berbagai kredensial pengguna seperti tangkapan layar, kredensial akun pengguna yang disimpan ke peramban web dan program klien VPN, file dompet cryptocurrency, token Discord, dan file sesi Telegram.
Berikut ini adalah daftar target yang akan dicuri berdasarkan analisis tim ASEC:
Setelah mengumpulkan informasi yang dicuri, RedLine mengumpulkan dalam file terkompresi bernama “().zip”. Selanjutnya, mengirimkan file tersebut melalui Discord WebHooks API.
“Menggunakan API WebHook memungkinkan malware untuk mengirim data dan pemberitahuan ke server Discord tertentu,” tulis tim ASEC.
Peneliti menyarankan agar tak terinfeksi RedLine, pengguna sebaiknya untuk tidak gegabah atau menahan diri dari mengunduh program ilegal meski tampaknya itu menggiurkan untuk bermain game. Terlebih, cheat untuk sebuah game, memang kebanyakan adalah malware. Selain itu, lebih baik memakai perangkat lunak asli setiap saat.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.