Twitter mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka secara keliru telah menangguhkan sekitar selusin akun yang memposting tentang gerakan militer Rusia.
Cyberthreat.id - Twitter mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka secara keliru telah menangguhkan sekitar selusin akun yang memposting tentang gerakan militer Rusia, dan mengatakan tindakan itu bukan karena kampanye bot terkoordinasi atau pelaporan massal akun oleh pengguna lain.
"Kami telah secara proaktif memantau narasi yang muncul yang melanggar kebijakan kami, dan, dalam hal ini, kami mengambil tindakan penegakan hukum pada sejumlah akun karena kesalahan," kata juru bicara Twitter dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuters, Kamis.
"Kami segera meninjau tindakan ini dan telah secara proaktif memulihkan akses ke sejumlah akun yang terpengaruh."
Juru bicara Twitter mengatakan tindakan yang salah itu didasarkan pada aturannya terhadap media sintetis dan dimanipulasi.
Ukraina mengumumkan keadaan darurat pada hari Rabu dan menyuruh warganya di Rusia untuk keluar dari negara itu, sementara Moskow mulai mengevakuasi kedutaannya di Kyiv.
Kepala integritas situs Twitter, Yoel Roth, mencuit bahwa perusahaan sedang menyelidiki dengan cermat apa yang telah terjadi tetapi mengatakan pelaporan massal bukanlah faktor. "Kami tidak pernah memicu penegakan otomatis berdasarkan volume laporan, tepatnya karena betapa mudahnya hal itu dilakukan," katanya.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.