BSSN dan BI Indonesia sejauh ini masih tertutup tentang informasi ini.
Cyberthreat.id – Platform intelijen dark web, DarkTracer, mengungkapkan, geng peretas ransomware Conti kembali mengunggah data-data yang diduga milik Bank Indonesia.
Jika pada awal pengungkapan pada 20 Januari lalu, data yang diunggah Conti di situsweb Conti News sebesar 487 megabita (MB), kini jumlahnya bertambah hingga 130,96 gigabita (GB).
Sementara, perangkat komputer yang diduga terinfeksi Conti, yang awalnya hanya 16 perangkat, kini sudah mencapai 368 perangkat, tulis DarkTracer di akun Twitter-nya, Rabu (26 Januari 20220) sore waktu Indonesia Barat.
Berita Terkait:
Tangkapan layar data yang diduga milik Bank Indonesia dari situsweb Conti News.
Cyberthreat.id sejak Senin lalu telah berupaya mengontak Badan Siber dan Sandi Negara untuk mengonfirmasi terkait peretasan ke BI. Saat itu, DarkTracer juga mengunggah informasi bahwa Conti menginfeksi 237 komputer BI. Namun, belum ada respons dari BSSN. (Baca: Peretasan Bank Indonesia, DarkTracer Sebut Geng Conti Infeksi 237 Komputer)
Pekan lalu, Bank Indonesia mengakui bahwa lembaganya diserang oleh ransomware, tapi tidak menyebutkan jenis ransomware-nya. Insiden siber ini terjadi pada Desember 2021 dan langsung dilaporkan ke Badan Siber dan Sandi Negara.
Kepada Cyberthreat.id, Juru Bicara BSSN Anton Setiawan mengatakan bahwa sebanyak 16 komputer terkena dampak serangan. File-file di komputer tersebut terenkripsi dengan tambahan extension, seperti Sender2.exe, v2.exe, dan v2c.exe.
Anton mengatakan bahwa serangan terjadi pada kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.