Perusahaan menyatakan bahwa penghapusan tersebut hanya tidakan sementara untuk membangun versi aplikasi selanjutnya.
Cyberthreat.id – Roblox Corp, platform video game asal Amerika Serikat, menghapus aplikasi game-nya di China. Perusahaan menyatakan bahwa penghapusan tersebut hanya tidakan sementara untuk membangun versi aplikasi selanjutnya.
Di China, Roblox meluncurkan aplikasi bernama LuoBlesi pada Juli 2021, bermitra dengan salah satu grup Tencent Holdings. Aplikasi kemudian ditutup pada 8 Desember lali di toko aplikasi setempat.
“Aplikasi sekarang menampilkan pesan kepada pengguna dan berterima kasih kepada mereka karena menggunakan versi uji coba saat login,” tulis Reuters, diakses Minggu (9 Januari 2022).
Seorang juru bicara Roblox mengatakan bahwa langkah penghapusan itu dilakukan karena untuk membangun "versi LuoBuLeSi berikutnya", tetapi tidak mengatakan kapan aplikasi itu akan kembali.
"Kami selalu memahami bahwa membangun platform yang menarik di China adalah proses berulang, dan kami berterima kasih atas dukungan pengguna LuoBuLeSi dan komunitas pengembang global kami," kata juru bicara Roblox.
"Sangat penting bahwa kami sekarang melakukan investasi yang diperlukan, termasuk investasi dalam arsitektur data kami, untuk mewujudkan visi jangka panjang kami."
Tencent tidak menanggapi permintaan komentar.
Roblox dikenal dengan teknologi dunia mayanya, yang sekarang dikenal sebagai "metaverse". Platform LuoBuLeSi terpisah dari versi global Roblox dan memungkinkan pengguna untuk membuat dan bermain game, serta bergabung dengan 'acara' virtual.
Beberapa pengguna mengeluh di media sosial bahwa mereka tidak menyadari bahwa aplikasi tersebut ternyata baru uji coba. Aplikasi ini telah diunduh 1,7 juta kali menurut Sensor Tower, sebuah perusahaan analisis data.
LuoBuLeSi mendapatkan lisensi untuk beroperasi di China pada akhir 2020.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.