Wakil Menteri Kesehatan Rodrigo Cruz mengatakan, masih terlalu dini untuk mengatakan data tersebut telah hilang.
Cyberthreat.id – Situs web Kementerian Kesehatan Brasil pada Jumat (10 Desember 2021) diserang oleh peretas jahat sehingga melumpuhkan beberapa sistem elektroniknya.
“Terjadi insiden yang untuk sementara mengganggu beberapa sistem…yang saat ini tidak tersedia,” tulis Kemenkes dalam pernyataan yang dikutip dari Reuters, diakses Minggu (10 Desember)
Kemenkes mengatakan bahwa program imunisasi nasional dan program yang dipakai untuk menerbitkan sertifikat vaksinasi digital terganggu.
Akibat serangan itu, pemerintah Brasil menunda selama sepekan untuk penerapan persyaratan kesehatan bagu bagi para traveller alias pelancong yang tiba di negara tersebut.
Para pelancong yang tidak divaksinasi yang baru tiba di Brasil biasanya harus dikarantina selama lima hari dan dites Covid-19. Sementara itu, formulir pelacakan Covid-19 untuk penumpang maskapai penerbangan masih tersedia dan tidak ditargetkan.
Polisi sedang bergegas menyelidiki serangan itu.
Terduga peretas jahat, yang menyebut diri mereka sebagai “Lapsus$ Group", mengunggah pesan di situs web Kemenkes Brasil. Isinya, data internal telah disalin dan dihapus. "Hubungi kami jika Anda ingin datanya kembali," katanya, dalam serangan ransomware.
Pesan tersebut, yang mencakup email dan info kontak Telegram milik peretas, telah dihapus pada Jumat sore, tetapi halaman webnya masih tidak aktif. Sementara, data pengguna di aplikasi ConectSUS yang menyediakan sertifikat vaksinasi bagi warga Brasil telah “menghilang”.
Kemenkes mengatakan sedang bekerja untuk memulihkan sistemnya. Pada jumpa pers, Wakil Menteri Kesehatan Rodrigo Cruz mengatakan, akses ke data vaksinasi masih belum pulih pada Jumat malam.
Cruz mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah data tersebut telah hilang.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.