Zoom Inc, penyedia platform telekonferensi video, kini menyediakan pembaruan otomatis untuk fitur terbaru dan perbaikan keamanan.
Cyberthreat.id – Zoom Inc, penyedia platform telekonferensi video, kini menyediakan pembaruan otomatis untuk fitur terbaru dan perbaikan keamanan.
Pembaruan perangkat lunak itu tersedia untuk perangkat Zoom dekstop di sistem operasi Windows dan macOS, tapi belum tersedia untuk sistem operasi Linux.
Sementara, “Perangkat seluler dapat diperbarui secara otomatis melalui toko aplikasi,” kata Zoom dikutip dari ZDNet, diakses Rabu (1 Desember 2021).
Perusahaan mengatakan pembaruan otomatis akan diaktifkan secara default untuk sebagian besar pengguna. Namun, pengguna sebetulnya bisa mengonfigurasi atau mengelola frekuensi pembaruan di bagian “Settings”—terdapat kotak centang untuk menu “Automatically keep my Zoom up to date”.
Jika pengguna memilih opsi “Slow” sebagai default-nya, berarti pembaruan lebih jarang, sedangkan opsi “Fast” memberikan fitur dan pembaruan terbaru segera setelah perusahaan menyediakannya.
"Ketika terdapat pembaruan keamanan kritis, pembaruan akan diberikan kepada semua orang," kata Jeromie Clark, Manajer Produk Teknis Zoom untuk Keamanan dan Privasi.
"Pembaruan otomatis membantu pengguna kami dengan mudah menerima perbaikan keamanan penting dan fitur bermanfaat, meningkatkan pengalaman mereka secara keseluruhan dengan platform Zoom,” ia menambahkan.
Untuk perusahaan yang menginstal Zoom di Windows melalui paket MSI atau file macOS PKG, pengaturan pembaruan otomatis untuk pengguna akhir dinonaktifkan. Opsi ini tersedia secara default untuk klien di perusahaan yang menggunakan EXE paket DMG. Namun, admin dapat mematikan opsi tersebut.
Pembaruan pertama akan diterapkan secara otomatis bulan ini, mencakup:
“Patch (tambalan kerentanan, red) yang diterapkan secara otomatis juga akan membantu Zoom merespons kelemahan keamanan yang ditemukan secara lebih baik,” tulis Zoom.
Salah satu contoh pembaruan keamanan: Zoom baru-baru ini menambal cacat yang memengaruhi Zoom untuk Windows, iOS, Android, Chrome OS, dan Linux, serta perangkat lunak konferensi Zoom dan Meeting SDK. Keretanan ini ditemukan oleh Natalie Silvanovich dari Google Project Zero.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.