Untuk mempercepat proses transformasi teknologi kesehatan, kata Budi, pihaknya telah menyusun tiga proyek utama. Apa saja?
Cyberthreat.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan meskipun petensi yang dimiliki Indonesia sangat besar, namun pemanfaatan teknologi untuk bidang kesehatan masih terbatas.
"Data terfragmentasi,ketertinggalan regulasi, dan sedikitnya investasi swasta menjadikan kita sedikit tertinggal dari negara berkembang lainnya," kata Budi Sadikin dalam webinar Percepatan Digitalisasi di Sektor Kesehatan yang disiarkan melalui YouTube AMSI Asosiasi Media Siber Indonesia, Kamis (25 November 2021).
Karena itu, kata Budi, pihaknya sedang berupaya mendorong transformasi teknologi kesehatan di Indonesia guna mempercepat adopsi teknologi dan solusi kesehatan digital.
Selain itu, transformasi teknologi kesehatan bisa meningkatkan pengambilan keputusan berdasarkan data.
Untuk mempercepat proses transformasi teknologi kesehatan, kata Budi, pihaknya telah menyusun tiga proyek utama.
Pertama, integrasi dan pengembangan sistem data kesehatan. Kedua, integrasi dan pengembangan sistem aplikasi pelayanan. Ketiga, pengembangan ekosistem teknologi.
Budi menambahkan, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran penting soal teknologi informasi, di mana orang-orang dipaksa untuk mengubah pola interaksi dan aktivitas.
Budi mencontohkan, saat awal-awal pandemi Covid-19 melanda, masyarakat terpaksa tinggal di rumah dan membutuhkan layanan kesehatan berbasis teknologi.
"Dalam situasi tersebut, telemedicine memainkan peran yang sangat vital bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan tanpa harus keluar rumah," ujarnya.
"Ke depannya, saya mengharapkan digitalisasi kesehatan yang terintegrasi dan komprehensif dapat membentuk sistem kesehatan yang kuat," tambah mantan Wakil Menteri BUMN itu.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.