Bitso akan bekerja sama dengan Silvergate Bank, bank di California, AS yang menawarkan layanan aset kripto, untuk memfasilitasi transaksi dalam dolar AS.
Cyberthreat.id – Bitso, platform pertukaran mata uang kripto (cryptocurrency) asal Meksiko, akan menjadi penyedia layanan inti “Chivo”, dompet digital Bitcoin yang diluncurkan di El Salvador, negara pertama di dunia yang mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran sah.
Bitso akan bekerja sama dengan Silvergate Bank, bank di California, AS yang menawarkan layanan aset kripto, untuk memfasilitasi transaksi dalam dolar AS.
Sejak Selasa (7 September 2021), El Salvador menjadi negara pertama di dunia yang memulai pemberlakukan Bitcoin sebagai alat pembayaran sah.
Presiden El Salvador Nayib Bukele mendorong adopsi cryptocurrency untuk membantu orang-orang Salvador di luar negeri menghemat US$400 juta per tahun dalam biaya komisi pengiriman uang, termasuk memberikan akses ke layanan keuangan kepada mereka yang tidak memiliki rekening bank.
Bitso mengatakan bahwa layanannya menyumbang pemrosesan lebih dari US$1,2 miliar dalam pengiriman uang antara Amerika Serikat dan Meksiko pada 2020 dan sekarang akan menerapkan ke El Salvador, di mana sekitar 70 persen orang tidak memiliki akses yang memadai ke layanan keuangan dasar.
Orang-orang Salvador di luar negeri tahun lalu mengirim uang ke negaranya hampir US$6 miliar, sebagian besar dari Amerika Serikat. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 23 persen dari produk domestik bruto negara itu.
Pemerintah Bukele telah menjanjikan US$30 bitcoin untuk setiap pengguna. Kemarin, orang-orang Salvador yang mencoba mengunduh dompet digital Chivo ternyata tidak tersedia di toko aplikasi populer.
Bukele mengatakan dalam sebuah tweet bahwa pemerintah telah mencabutnya untuk sementara, untuk menghubungkan lebih banyak server untuk menangani permintaan. Dia menyalahkan platform pengunduhan aplikasi atas keterlambatan tersebut, tulis Reuters, diakses Rabu (8 September).[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.