Operasional peti kemas di pelabuhan Cape Town, Afrika Selatan terganggu karena imbas dari serangan siber, Kamis (22 Juli 2021).
Cyberthreat.id – Operasional peti kemas di pelabuhan Cape Town, Afrika Selatan terganggu karena imbas dari serangan siber, Kamis (22 Juli 2021).
Serangan juga dialami oleh Durban, terminal pengiriman tersibu di sub-Sahara Afrika, demikian tiga sumber anonim Reuters yang mengetahui masalah tersebut.
Sementara, Cape Town Harbour Carriers Association menjelaskan kepada para anggotanya dalam sebuah email, “Harap dicatat bahwa sistem operasi pelabuhan telah terkena serangan siber dan tidak akan ada pergerakan kargo sampai sistem kembali pulih,” demikian isi pesan itu.
Situs web Transnet juga tak bisa diakses dan menampilkan pesan eror. Transnet, yang mengoperasikan pelabuhtan utama Afsel, termasuk Durban dan Cape Town, serta jaringan kereta api besar yang mengangkut mineral dan komoditas ekspor lain, membenarkan bahwa aplikasi TI-nya mengalami eror dan sedang dilakukan identifikasi penyebab masalahnya.
Transnet enggan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana serangan siber itu. Namun, sumber Reuters menambahkan, serangan itu terjadi pada Kamis pagi.
Sebelumnya perusahaan milik negara itu juga mengalami gangguan besar pekan lalu setelah kerusahan dan kekerasan melanda di sebagian negara—konflik antara etnis India dan warga Afsel di KwaZulu-Natal dan Gauteng.
Menanggapi pertanyaan apakah serangan tersebut terkait kerusuhan, Pejabat Menteri Kepresidenan, Khumbudzo Ntshavheni, mengatakan, sedang menyelidikinya dan mereka akan menyampaikan kembali ke media massa jika telah terkonfirmasi.
“Saat ini kami memperlakukannya sebagai peristiwa yang tidak terkait,” ujar pejabat tersebut dikutip dari The South African.
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.