Peretas menyalahgunakan popularitas kartun "Rick and Morty" untuk melakukan teknik pengelabuan (phishing) dengan dalih memberikan episode terbaru serial itu.
Cyberthreat.id – Peretas menyalahgunakan popularitas kartun "Rick and Morty" untuk melakukan teknik pengelabuan (phishing) dengan dalih memberikan episode terbaru serial tersebut.
"Selama bertahun-tahun, kami mengamati aktivitas penipu online dalam membuat halaman palsu yang menawarkan streaming atau mengunduh film dan acara populer dan ini tentunya menjadi sangat menarik ketika konten tersebut adalah hal yang paling dinantikan," kata pakar keamanan di Kaspersky, Mikhail Sytnik, dalam siaran pers, Sabtu (26 Juni 2021) dikutip dari Antaranews.com.
Kartun dewasa "Rick and Morty" baru saja memasuki musim kelima, episode terbaru diluncurkan beberapa hari yang lalu. Penjahat siber menggunakan momen ini untuk melancarkan phishing mencatut nama "Rick and Morty".
Kaspersky menemukan setidaknya ada 350 file (berkas) yang disamarkan sebagai film tersebut. Ketika diunduh, berkas akan mendistribusikan berbagai jenis malware, termasuk exploit dan ransomware.
Sejumlah situs web juga digunakan untuk phishing, memancing untuk mencari data-data pribadi korban. Situs tersebut akan memuat beberapa menit salah satu episode "Rick and Morty", kemudian untuk menonton lebih lanjut, korban diminta untuk mendaftar.
Pencuri akan membuat laman untuk memasukkan data pribadi dan rincian kartu perbankan. Pelaku akan mengambil sejumlah uang dari bank dan film yang dijanjikan tidak pernah ada.
"Kami menyarankan pengguna untuk memeriksa keaslian situs web sebelum memasukkan data pribadi dan hanya menggunakan halaman web resmi untuk menonton film, serial, dan acara apapun," kata Sytnik.
Agar tidak termakan phishing, pastikan juga ekstensi berkas yang diunduh. Berkasa video tidak memiliki ekstensi .exe atau .msi.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.