Google mengatakan saat ini aplikasi Messages yang menjadi bawaan di Android telah menerapkan enkripsi end-to-end.
Cyberthreat.id – Google mengatakan saat ini aplikasi Messages yang menjadi bawaan di Android telah menerapkan enkripsi end-to-end. Artinya, tidak ada orang lain yang bisa membaca pesan teks itu saat dikirimkan, kecuali si pengirim dan penerima pesan, bahkan server Google.
"Enkripsi end-to-end tersedia dalam percakapan satu lawan satu antara pengguna Message saat fitur Obrolan diaktifkan," kata perusahaan, Selasa (15 Juni 2021), dikutip dari blog perusahaan, diakses Rabu (16 Juni).
Untuk melihat bahwa fitur enkripsi itu aktif terdapat ikon gembok di atas obrolan dengan dikuti tulisan “Chatting with”, stempel waktu, dan tombol kirim.
Google, dikutip dari 9to5Google, menggunakan “Signal Protocol”—untuk teknis protokol ini perusahaan berencana menjelaskan di lain waktu.
Enkripsi tersebut mengharuskan kedua belah pihak (pengirim dan penerima pesan) mengaktifkan fitur Obrolan dan data internet/wi-fi. Artinya, enkripsi tidak akan berfungsi untuk SMS/MMS atau pesan grup meski tersedia saat menggunakan aplikasi Message berbasis web.
Sebaliknya, jika persyaratan tadi dipenuhi, lapisan keamanan tersebut akan aktif secara otomatis. Jika enkripsi hilang sementara, secara default pesan akan ditahan hingga koneksi aman tersedia meski sebetulnya saat itu pengguna bisa mengirim dengan SMS.
Google sebetulnya telah disinggung penggunaan teknologi keamanan pesan tersebut sejak November tahun lalu dan akhirnya diumumkan resmi pekan ini.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.