Pengadilan Distri Tagansky, Moskow, Rusia menjatuhkan denda sebesar 1,5 juta rubel (US$20.400) kepada TikTok, platform berbagi video pendek asal China.
Cyberthreat.id – Pengadilan Distri Tagansky, Moskow, Rusia menjatuhkan denda sebesar 1,5 juta rubel (US$20.400) kepada TikTok, platform berbagi video pendek asal China.
Pengadilan mendenda platform lantaran dianggap gagal menghapus informasi yang dilarang oleh hukum Rusia, demikian lapor kantor berita Rusia, TASS, Kamis (27 Mei 2021).
Pada April lalu, pengadilan juga telah telah mendenda TikTok sebesar US$35.400 dengan pasal yang sama dengan denda terbaru tersebut (Bagian 2 Pasal 13.41 Kitab Undang-Undang Pelanggaran Administratif Rusia).
Sebelumnya Layanan Federal untuk Pengawasan Komunikasi, Teknologi Informasi dan Media Massa Rusia—sering disebut dengan Roskomnadzor—menilai TikTok gagal menghapus konten-konten terlarang sesuai hukum Rusia.
Konten-konten terlarang yang dimaksud mencakup penawaran narkoba, situs web teroris dan ekstremis, pornografi anak, dan unggahan yang mengajak anak di bawah umur untuk demonstrasi secara ilegal pada Januari lalu.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.