Badan keamanan siber Jerman mewanti-wanti agar rumah-rumah sakit mewaspadai serangan siber karena berisiko tinggi ditarget oleh peretas (hacker).
Cyberthreat.id – Badan keamanan siber Jerman (Bundesamt für Sicherheit in der Informationstechnik/BSI) mewanti-wanti agar rumah-rumah sakit mewaspadai serangan siber karena berisiko tinggi ditarget oleh peretas (hacker).
Pernyataan tersebut disampaikan menyusul serangan siber profil tinggi bulan ini terhadap layanan kesehatan Irlandia dan operator pipa bahan bakar AS.
Sebelumnya layanan kesehatan Irlandia menutup sistem TI-nya pada Jumat pekan lalu karena menjadi korban ransomware. (Baca: Layanan Kesehatan Irlandia Tolak Bayar Tebusan Rp284 Miliar untuk Geng Ransomware Conti)
Dua pekan lalu, Colonial Pipeline—pemasok 45 persen kebutuhan bahan bakar di Pantai Timur AS—juga menjadi target ransomware dan tak lama kemudian membayar uang tebusan yang diminta peretas untuk bisa mengoperasikan jaringan komputernya. (Baca: Penyalur BBM AS Colonial Pipeline Ungkap Mengapa Akhirnya Membayar Geng Ransomware Rp63 Miliar)
Kepada surat kabar Zeit Online, dikutip dari Reuters, diakses Minggu (23 Mei 2021), Presiden badan keamanan siber federal, BSI, Arne Schoenbonhm, mengatakan, layanan RS Jerman telah lama menjadi target serangkaian serangan siber selama lima tahun terakhir.
Lebih lanjut, Schoenbohm juga mengingatkan perusahaan-perusahaan Jerman dari serangan peretas karena masih banyak dari mereka yang menerapkan bekerja jarak jauh selama pandemi Covid-19.
"Perusahaan sering kali terlalu lambat menutup celah keamanan yang diketahui," ujar dia.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.