Sebuah riset mengungkapkan penggunaan ponsel pintar (smartphone) meroket di tengah pandemi Covid-19 imbas semua aktivitas online.
Cyberthreat.id – Sebuah riset mengungkapkan penggunaan ponsel pintar (smartphone) meroket di tengah pandemi Covid-19 imbas semua aktivitas online. Rata-rata konsumen menghabiskan empat jam per hari untuk menggunakan smartphone selama pandemi.
“Nilai rata-rata ini naik sepuluh menit per hari jika dibandingkan dengan penggunaan seluler pra-pandemi,” tulis Global Wireless Solutions (GWS) dalam laporan terbarunya, seperti dikutip dari The Washington Times, diakses Rabu (24 Maret 2021).
“Saat melihat jenis aplikasi seperti media sosial, video, game, waktu yang dihabiskan untuk keuangan pribadi atau aplikasi perdagangan seluler tumbuh paling besar selama tahun pandemik.”
Sementara, waktu yang dihabiskan untuk penggunaan aplikasi media sosial, menurut GWS, ada kenaikan sebesar 25 persen antara Maret 2020 hingga Februari 2021. Pengguna rata-rata menghabiskan lebih dari satu jam per hari di medsos, menyumbang jumlah waktu terbesar yang dihabiskan pengguna dengan ponselnya.
Berdasarkan survei terhadap 75.000 hingga 100.000 konsumen Android di Amerika Serikat, pertumbuhan penggunaan ponsel itu juga didorong konsumen Generasi Z (generasi kelahiran antara 1998-2010) yang mencatat peningkatan 102 persen dalam total jam yang dihabiskan untuk menggunakan smartphone.
Pendiri dan CEO GWS, Paul Carter, mengatakan, penggunaan smartphone semakin meningkat karena digunakan sebagai alat komunikasi dan pendukung aktivitas jarak jauh. Penggunaannya semakin menjadi cerminan akurat dari perilaku manusia secara keseluruhan, katanya.
Paul mengatakan, beberapa aplikasi yang digunakan oleh kebanyakan pengguna smartphone selama pandemi mulai perdagangan dan investasi saham, medsos, layanan pesan antar, layanan streaming, hingga game online.
Berikut ini ringkasan survei tentang bagaimana konsumen menghabiskan waktu mereka dan mengakses jenis aplikasi tertentu selama pandemik, khususnya di Amerika Serikat:
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.