Penghapusan itu terjadi setelah UC Browser dikritik di sebuah acara televisi pemerintah China pada Senin malam (15 Maret 2021).
Cyberthreat.id - Pukulan baru kembali menimpa raksasa internet China, Alibaba. Setelah sebelumnya pemerintah China melarang anak perusahaan Alibaba, Ant Grup, melantai di bursa saham (IPO), kini giliran peramban UC Browser milik Alibaba yang dilarang.
Dilansir dari Reuters, UC Browser tidak dapat diunduh di toko aplikasi Android yang dioperasikan oleh pembuat telepon utama China Huawei, Xiaomi dan Vivo mulai Selasa malam (16 Maret 2021), namun masih tersedia di toko aplikasi Apple China.
Penghapusan itu terjadi setelah UC Browser dikritik di sebuah acara televisi pemerintah China pada Senin malam (15 Maret 2021) karena meloloskan iklan medis yang menyesatkan dari sebuah perusahaan.
China telah memperketat regulasi sektor internetnya yang luas. E-commerce Alibaba yang didirikan oleh miliarder Jack Ma menghadapi pengawasan ketat.
UC Browser, yang mengatakan memiliki lebih dari 400 juta pengguna aktif bulanan secara global, mengeluarkan permintaan maaf setelah acara itu dan mengatakan telah memulai penyelidikan dan langkah-langkah korektif.
"Kami akan lebih memperkuat mekanisme pengawasan dan rasa tanggung jawab platform, dan memberikan pengguna layanan informasi berkualitas tinggi dengan standar yang lebih ketat. Kami mendesak pengguna untuk terus mengawasi kami," kata UC, Senin.
Huawei tidak segera menanggapi permintaan komentar. Xiaomi dan Vivo menolak berkomentar.
Platform internet menjadi bahan diskusi pada pertemuan hari Senin yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping dengan para pemimpin Partai Komunis yang bertanggung jawab atas urusan keuangan dan ekonomi.
"Beberapa perusahaan platform berkembang secara tidak teratur dan menanggung risiko; ekonomi platform tidak sepenuhnya berkembang dan memiliki kekurangan, dan kita memiliki masalah yang menonjol dari sistem regulasi yang tidak menyesuaikan dengan masalah ini," menurut laporan kantor berita resmi Xinhua atas hasil pertemuan itu.
Kementerian China juga meminta toko aplikasi besar pada hari Selasa untuk menghapus empat aplikasi karena menyesatkan pengguna agar mengunduh dan mengumpulkan informasi pribadi yang berlebihan.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.