Seorang peneliti keamanan siber bernama Dhiraj Mishra menemukan kerusakan pada fitur hapus pesan video dan audio otomatis di aplikasi pesan daring Telegram 7.3.
Cyberthreat.id – Seorang peneliti keamanan siber bernama Dhiraj Mishra menemukan kerusakan pada fitur hapus pesan video dan audio otomatis di aplikasi pesan daring Telegram versi 7.3
Namun, fitur yang berada di Secret Chat itu hanya terjadi pada perangkat macOS dan Telegram mengkalim telah memperbaikinya, tulis BleepingComputer, diakses Minggu (14 Februari 2021).
Di Telegram, Secret Chat adalah fitur obrolan privat yang dilindungi teknologi enkripsi end-to-end (E2E), di mana pengguna tidak dapat meneruskan pesan ke pengguna lain. Selain itu, semua pesan dan media dapat dikonfigurasi untuk terhapus secara otomatis dari perangkat dalam waktu tertentu.
Dhirajt mengatakan saat meneliti Telegram di macOS, ia mendapati bahwa obrolan biasa akan membocorkan jalur sandbox, tempat pesan audio dan video disimpan dan ini tidak terjadi pada Secret Chat.
Namun, dalam fitur Secret Chat, pesan-pesan yang diterima justru akan tetap tersimpan di folder. Dan, ketika pesan file media terhapus otomatis, file tersebut masih dapat diakses di folder komputer.
Selain masalah itu, Dhiraj juga menemukan bahwa Telegram menyimpan kode sandi lokal pengguna untuk membuka kunci aplikasi dalam teks biasa di perangkat.
Kode sandi teks biasa ini disimpan di Users/[username]/Library/Group Containers/6N38VWS5BX.ru.keepcoder.Telegram/accounts-metadata sebagai file JSON.
Ia melaporkan kedua kerentanan ini pada 26 Desember 2020, dan sekarang telah diperbaiki di Telegram 7.4.
Untuk kerusakan aplikasi itu, ia menerima hadiah dari Telegram sebesar US$ 3.000 (sekitar Rp 42 juta).[]
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.