Facebook Inc menambahkan sejumlah fitur kontrol privasi di aplikasi Messenger bertepatan peringatan Hari Internet Aman (Safer Internet Day).
Cyberthreat.id – Facebook Inc menambahkan sejumlah fitur kontrol privasi di aplikasi Messenger bertepatan peringatan Hari Internet Aman (Safer Internet Day), Selasa (9 Februari 2021).
Sejumlah fitur yang diperkenalkan, antara lain kunci aplikasi menggunakan biometrik, kontrol privasi pengiriman pesan, batasan penerusan pesan, fitur permintaan pesan lebih aman, fitur blokir dan lapor konten yang tidak pantas.
Pertama, kunci aplikasi. VP of Engineering, Messenger Privacy and Safety Facebook, Raymond Endres mengatakan, kunci aplikasi biometrik diharapkan dapat menambah lapisan keamanan ke pesan pribadi dan membantu mencegah orang lain mengaksesnya.
“Touch ID atau Face ID seseorang tidak dikirimkan atau disimpan oleh Facebook,” kata Raymond, dikutip dari situs web Messenger News, Rabu (10 Februari 2021).
Kedua, kontrol privasi. Menurut Raymond, kontrol privasi ini untuk membantu pengguna dalam memutuskan siapa yang dapat mengirim pesan ke daftar obrolan, siapa yang dapat mengirim permintaan pesan, dan siapa yang tidak dapat mengirim pesan atau menelepon.
Ketiga, batas penerusan pesan. Raymond mengatakan, Messenger hanya membatasi penerusan pesan ke lima orang atau grup dalam satu waktu. “Membatasi pesan adalah cara efektif untuk mencegah penyebaran misinformasi dan konten berbahaya,” ujar dia.
Keempat, fitur permintaan pesan lebih aman. Untuk menjamin keamanan pesan yang dikirim, Facebook memberikan fitur untuk pesan massal atau hapus permintaan pesan secara sekaligus serta membuat pesan gambar atau video ditampilkan buram.
Dengan fitur ini akan mempersulit seseorang mengirim spam dengan gambar tidak senonoh, khususnya untuk pengguna perempuan atau anak-anak.
kelima, fitur lapor dan blokir. Selain dihadirkan pada permintaan pesan, fitur ini juga hadir pada obrolan biasa. Fitur blokir itu dapat diakses melalui ruang obrolan, lalu klik profil pengguna dan gulir ke bawah hingga menemukan “Blokir”. Sementara, fitur “Lapor” berada di bawah fitur blokir itu sendiri.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.