Facebook Inc mengatakan telah menghapus ratusan akun Instagram yang diretas dan dijual atas nama pengguna yang tergolong bernilai tinggi (high value).
Cyberthreat.id – Facebook Inc mengatakan telah menghapus ratusan akun Instagram yang diretas dan dijual atas nama pengguna yang tergolong bernilai tinggi (high value).
Peretasan itu dilakukan oleh sebuah komunitas dunia maya bernama OGUsers. Mereka biasa memperdagangkan nama pengguna dari situs web populer seperti Twitter hingga Netflix demi uang dan pengaruh di komunitasnya, tulis Reuters, diakses Jumat (5 Februari 2021).
Bekerja sama dengan aparat penegak hukum, Facebook mengatakan banyak orang yang terlibat dalam peretasan akun itu adalah anak di bawah umur.
Baca:
Nama pengguna, yang bisa dijual seharga puluhan ribu dolar, seringkali merupakan kata-kata pendek—dihargai karena kelangkaannya, seperti @food atau huruf seperti @B. Perusahaan media sosial, termasuk Instagram memiliki aturan yang melarang penjualan akun.
Orang-orang yang dituduh berpartisipasi dalam peretasan besar Twitter tahun lalu, ketika banyak akun VIP dibajak, juga memiliki hubungan dengan praktik ini dan forum online OGUsers.
Ini pertama kalinya Facebook membagikan tindakan penegakannya tentang aktivitas penjualan akun itu.
Twitter Inc dan TikTok juga mengatakan mereka baru-baru ini mengambil tindakan terhadap OGUsers.
Administrator situs web OGUsers tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun, sebelumnya mereka menyatakan bahwa situs webnya melarang akun perdagangan yang diperoleh dengan peretasan.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.