Ancaman siber harus ditanggapi secara serius oleh lembaga perbankan atau keuangan.
Cyberthreat.id – Ancaman siber harus ditanggapi secara serius oleh lembaga perbankan atau keuangan. Salah satu pendekatan yang penting diperhatikan oleh kalangan perbankan adalah ketahanan siber (cyber resilience).
Ketahanan siber merupakan kemampuan organisasi untuk mempersiapkan, merespons, dan memulihkan ketika serangan siber terjadi. Pendekatan in ini berbeda dengan manajemen resiko, tapi masih saling terkait.
Sebuah organisasi memiliki ketahanan siber jika bisa mempertahankan diri dari serangan, membatasi efek insiden siber, dan menjamin kelangsungan operasinya selama dan setelah serangan.
Senior VP Enterprise Security Bank Central Asia (BCA), Lily Wongso mengatakan, jika sebuah institusi perbankan tak memiliki ketahanan siber, hal ini dapat berdampak bagi stabilitas ekosistem keuangan secara keseluruhan.
"Dengan membangun cyber resilience, berarti organisasi berusaha untuk melindungi bank dan nasabah," ujar dia dalam sedaring bertajuk “Strategi Menghadapi Ancaman Kejahatan Siber (Cyber Crime)” yang diadakan OJK Institute, Kamis (4 Februari 2020).
Lily mengatakan, ada empat hal yang menjadi komponen utama dari cyber resilience, yaitu
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.