Untuk memberantasanya, kata Mafindo, perlu menggunakan berbagai macam inovasi teknologi.
Cyberthreat – Pendiri Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Harry Sufehmi, mengatakan, maraknya berita palsu atau hoaks kini telah menjadi isu keamanan siber. Untuk memberantasanya, kata dia, perlu menggunakan berbagai macam inovasi teknologi.
Harry mengatakan, hoaks menjadi salah satu isu cybersecurity karena memanfaatkan internet untuk menyebarkan “informasi yang dapat berdampak pada kedaulatan negara”. Serangan ini bisa dilakukan oleh asing maupun teroris domestik dengan cara propaganda hoaks.
Menurut dia, saat ini Indonesia menjadi salah satu negara yang melibatkan partisipasi masyarakatnya untuk memberantas hoaks.
“Ini membuat Indonesia menjadi contoh ideal dalam pemberantasan hoax di dunia,” kata Harry dalam CyberHub Fest 2021 dengan tema ”Smart Digital Citizenship: Peran Teknologi dalam Melawan Disinformasi” yang digelar virtual, Jumat (22 Januari 2021).
Ia mengatakan di negara lain yang melawan hoaks adalah institusi lembaga atau pemerintah. “Sangat jarang sekali masyarakatnya yang ikut dalam pemberantasan ini seperti apa yang dilakukan masyarakat Indonesia,” klaim Harry.
Selain kerja sama pemerintah dan masyarakat, pemberantasan hoaks juga harus memanfaatkan berbagai teknologi, misalnya kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) guna mempercepat proses pemberantasan.
“Karena skala masyarakat terlalu besar, kalau semua di urus pemerintah saja tentu pemerintah akan kewalahan, dan bisa saja malah tidak tertangani,” ujarnya.
Dalam memberantas hoaks, Mafindo juga telah memanfaatkan berbagai macam inovasi teknologi untuk mempermudah kerja tim relawan. Salah satunya, membangun global hoax database (GHD) yang bekerja sama dengan Google untuk mencegah dari serangan penjahat siber dan DDoS (Google Project Shield). Database ini dikelola langsung oleh tim Pemberantas Hoax Mafindo. GHD ini terintegrasi dengan platform “Yudistira” (yudistira.turnbackhoax.id) yang berisi konten hoaks yang telah dikumpulkan.
“Saat ini ada sekitar 6.000 catatan hoaks yang sudah tercatat di basis data Yudistira,” ujar dia.
Mafindo juga memiliki hoax buster tools, sebuah aplikasi anti-hoax yang bisa digunakan masyarakat untuk melakukan fact checking yang tersedia untuk Android dan iOS. Di platform ini, masyarakat juga bisa melakukan pelaporan hoaks dan mengakses game literasi untuk mendidik publik mengenai bahaya hoaks.
Saat ini Tim TI Mafindo juga mengembangkan “Bharata” (bharata.turnbackhoax.id) yang memiliki fungsi untuk memantau dan mendeteksi hoaks di internet, khususnya di media sosial. Namun, hingga saat ini pemakaian Bharata masih di internal Mafindo.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Berita terkait:
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.