Data Honeynet juga menunjukkan bahwa serangan perangkat lunak jahat (malware) yang terdeteksi sebanyak 217.781 serangan.
Cyberthreat.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melalui layanan Honeynet-nya mendeteksi serangan siber sebanyak 316 juta kali sepanjang 2020.
Selain itu, data Honeynet juga menunjukkan bahwa serangan perangkat lunak jahat (malware) yang terdeteksi sebanyak 217.781 serangan.
Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi BSSN, Irjen Pol Dono Indarto mengatakan data itu dihimpun dari Honeynet yang sudah tersebar di 71 titik pada sektor pemerintah, Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional (IIKN) dan sektor akademik.
"Honeynet merupakan sistem yang terdiri dari beberapa honeypot," ujar Dono dalam acara "The Role of Honeynet in Electronic Based Government System (SPBE)" yang ditayangkan di saluran YouTube Cyberthreat.id, Rabu (20 Januari 2021).
Melalui Honeynet ini, kata Dono, BSSN dapat mengetahui segala informasi aktivitas penyerang untuk dijadikan sebagai bahan analisis untuk mendeteksi serangan siber yang berpotensi terjadi pada sistem serta untuk mempelajari teknik yang digunakan penyerang.
"Informasi itu dapat direkam termasuk sumber IP address, instruksi yang dijalankan penyerang, dan perubahan yang dilakukan penyerang dalam sistem itu," kata Dono.[]
Berikut tayangan langsung yang bisa disaksikan di saluran YouTube Cyberthreat.id:
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.