Dengan mengetuk ‘Setuju’, Anda akan menerima ketentuan dan kebijakan privasi baru yang akan berlaku pada tanggal 8 Februari 2021,” tulis WhatsApp.
Cyberthreat.id – WhatsApp, aplikasi pesan instan milik FAcebook, memberitahu kepada para pelanggannya pada Rabu (6 Januari 2021) bahwa perusahaan akan memperbarui “Ketentuan dan Kebijakan Privasi” platformnya.
Inti pembaruan tersebut, menurut WhatsApp, ada tiga hal (1) terkait layanan WhatsApp dan cara perusahaan memproses data pengguna, (2) cara bisnis menggunakan layanan yang dihosting oleh Facebook untuk menyimpan dan mengelola data WhatsApp mereka, dan (3) cara perusahaan bermitra dengan Facebook untuk menawarkan integrasi di seluruh produk Facebook.
“Dengan mengetuk ‘Setuju’, Anda akan menerima 'Ketentuan dan Kebijakan Privasi' baru yang akan berlaku pada tanggal 8 Februari 2021,” tulis WhatsApp dalam notifikasinya.
“Setelah tanggal tersebut, Anda perlu menerima pembaruan tersebut untuk bisa melanjutkan menggunakan aplikasi WhatsApp,” perusahaan menambahkan.
Berita Terkait:
Notifikasi yang dikirmkan WhatsApp kepada pengguna di Indonesia pada Kamis (7 Januari 2021). | Foto: Tangkapan layar Cyberthreat.id/Andi Nugroho
Ini perubahan cukup besar yang dilakukan oleh WhatsApp dengan penggunanya mencapai 2 miliar.
Dulu tak lama setelah dibeli Facebook seharga US$ 19 miliar pada 2014, WhatsApp juga melakukan perubahan penting dengan menerapkan teknologi enkripsi end-to-end.
“Langkah itu dulu dipandang sebagai ‘kemenangan’ bagi para pendukung privasi karena menggunakan ‘Signal Protocol’, skema enkripsi sumber terbuka yang kode sumbernya telah ditinjau dan diaudit oleh sejumlah pakar keamanan independen,” tulis Arstechnica, diakses Kamis (7 Januari).
Dua tahun setelah akuisisi itu, WhatsApp juga memberi pengguna pilihan untuk tidak menyerahkan data akun ke Facebook.
Namun, dalam “Kebijakan Privasi” yang diperbarui tersebut, aturan tersebut telah diubah.
Mulai bulan depan, pengguna WhatsApp tidak lagi memiliki pilihan itu dan dipaksa untuk menyerahkan data akunnya ke Facebook. Beberapa data yang dikumpulkan WhatsApp, antara lain:
“Dengan ‘Ketentuan’ baru itu, Facebook berhak untuk membagikan data yang dikumpulkan dengan anggota perusahaannya,” tulis Arstechnica.
“Sebagai bagian dari keluarga perusahaan Facebook, WhatsApp menerima informasi dari, dan berbagi informasi dengan, keluarga perusahaan ini,” demikian disebutkan dalam “Kebijakan Privasi” baru.
“Kami dapat menggunakan informasi yang kami terima dari mereka, dan mereka dapat menggunakan informasi yang kami bagikan dengan mereka, untuk membantu mengoperasikan, menyediakan, meningkatkan, memahami, menyesuaikan, mendukung, dan memasarkan Layanan kami dan penawaran mereka.”
Dalam beberapa kasus, seperti ketika seseorang menggunakan WhatsApp untuk berinteraksi bisnis (akun bisnis), Facebook juga dapat berbagi informasi dengan entitas luar tersebut.
Langkah tersebut dilakukan sebulan setelah Apple mulai meminta pembuat aplikasi untuk iOS, termasuk WhatsApp, untuk merinci informasi yang mereka kumpulkan dari pengguna.
WhatsApp, menurut App Store, berhak mengumpulkan data bisnis:
Seorang juru bicara WhatsApp menolak untuk berbicara tentang perubahan tersebut.
Langkah tersebut, kata juru bicara itu, untuk memungkinkan akun bisnis menyimpan dan mengelola obrolan WhatsApp menggunakan infrastruktur Facebook.
Apakah Anda setuju dengan kebijakan baru WhatsApp? Silakan kirimkan komentar ke kami.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.