Pembangunan tersebut tetap berlanjut di tengah kebijakan Prancis yang membatasi operator seluler lokal untuk memakai perangkat 5G Huawei.
Cyberthreat.id – Huawei Technologies, perusahaan telekomunikasi China, mengatakan akan menginvestasikan sebesar 200 juta euro untuk membangun pabrik peralatan jaringan selulernya di Prancis bagian timur.
Pembangunan tersebut tetap berlanjut di tengah kebijakan Prancis yang membatasi operator seluler lokal untuk memakai perangkat 5G Huawei.
Pabrik tersebut awalnya akan mempekerjakan 300 orang, tumbuh menjadi 500 dalam jangka panjang, dan produknya akan disalurkan ke klien Huawei di Eropa, demikian tulis Reuters, Kamis (17 Desember 2020).
Pada Maret lalu, Huawei mengatakan, tetap bertahan di Prancis terlepas dari pembatasan perangkat 5G-nya.
Berita Terkait:
Pabrik tersebut adalah bagian dari upaya untuk meredakan kekhawatiran di seluruh dunia yang dipicu oleh tuduhan AS. Dan, perusahaan berulang kali membantah, bahwa intelijen Beijing dapat menggunakan peralatan perusahaan untuk memata-matai pengguna.
Prancis tidak melarang operator telepon seluler untuk menggunakan peralatan Huawei secara langsung, tetapi pada Juli lalu regulator setempat mengatakan, jika operator membeli peralatan 5G Huawei, mereka tidak akan dapat memperbarui lisensi untuk peralatan tersebut setelah kedaluwarsa—artinya secara efektif harus menghapusnya dari jaringan seluler.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.