Keduanya bukan pelaku yang pertama kali menyebarkan video itu di sosial media
Cyberthreat.id - Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Pol Yusri Yunus mengatakan menangkap dua orang pemilik akun yang menyebarkan video asusila mirip artis Gisella Anastasia di media sosial, beberapa waktu lalu.
Yusri mengatakan kedua orang ini berinisial PP dan MN, dan ditahan sejak kemarin, Kamis (12 November 2020).
"Ditetapkan sebagai tersangka dan sudah dilakukan penahanan terhadap kedua orang ini," ujar Yusri di Polda Metro Jaya, Jumat (13 November).
Menurut Yusri, ada dua motif tersangka menyebarkan video itu, yaitu untuk menaikkan jumlah follower-nya di sosial media dan ingin mengikuti kuis atau give away.
"Ttu masih motif awal. Akan didalami lagi motif lainnya dari kedua tersangka," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Yusri, kedua tersangka ini bukanlah pemilik akun penyebar pertama video asusila mirip artis Gisella, melainkan pemilik akun yang menyebarkan paling masif.
"Awalnya dia [kedua tersangka] memang mendapatkan dari salah satu akun medsos, dia dapat video itu lalu dibagikan masif," kata Yusri.
Untuk itu, kata Yusri, masih ada lagi pelaku lain. Pihaknya pun terus melakukan penyelidikan terhadap pelaku-pelaku lain.
"Pertama dulu penyebar masif nanti dari situ siapa yang menyebarkan pertama baru naik ke yang membuat video ini," ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, Yusri mengatakan pada Senin depan pihaknya akan memanggil saksi ahli IT dan akan memanggil Gisel pada Selasa depan.
"Pada saat melakukan pemeriksaan [terhadap tersangka], tersebut nama artis yang mirip itu, inisialnya GA, rencana kita melakukan pemeriksaan sebagai saksi yang bersangkutan hari Selasa kita undang ke sini," ujar Yusri. []
Editor: Yuswardi A. Suud
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.