Toshiba Corp, perusahaan elektronik asal Jepang, berencana membuat teknologi keamanan siber berbasis kriptografi canggih untuk perlindungan data.
Cyberthreat.id – Toshiba Corp, perusahaan elektronik asal Jepang, sedang mengembangkan teknologi keamanan siber berbasis kriptografi canggih untuk perlindungan data.
Teknologi itu disebut kuantum kriptografi (quantum cryptography) atau distribusi kunci kuantum (QKD). Teknologi ini memanfaatkan sifat fisika kuantum untuk memberikan kunci kriptografi kepada kedua belah pihak secara jarak jauh.
Toshiba mengklaim teknologi tersebut “kebal terhadap serangan siber yang didukung komputer kuantum”, demikian seperti dikutip dari Reuters, diakses Selasa (20 Oktober 2020).
Toshiba memperkirakan solusi keamanan itu tersedia untuk pasar dunia pada 2025, tulis Japan Times. Target pengguna yang diharapkan adalah lembaga pemerintah, seperti kementerian pertahanan dan badan kepolisian nasional.
Toshiba mengklaim QKD ini tidak seperti solusi keamanan lain karena memilii kemampuan pengolah angka dari komputer kuantum.
Menurut Toshiba, komputer kuantum dapat membuat banyak enkripsi saat ini tidak aman. Apalagi strategi serangan siber baru di masa depan juga bakal kian canggih. Untuk itu, solusi dari QKD ini memungkinkan keamanan data yang lebih baik, tutur perusahaan.
“Kriptografi kuantum memiliki potensi besar untuk menjadi teknologi kunci untuk melindungi infrastruktur komunikasi dari serangan dunia maya dan menempatkan bisnis di garda depan dalam hal melindungi informasi penting operasi,” kata Toshiba di situs webnya.
Perusahaan pun berharap dapat memanfaatkan permintaan global untuk teknologi kriptografi canggih karena keamanan siber telah menjadi garis depan pertahanan nasional.
Toshiba pun memperkirakan pasar QKD dapat tumbuh sebesar US$12 miliar dalam 10 tahun dengan kemajuan komputer kuantum.
China, salah satu negara yang secara agresif memperluas infrastruktur jaringan untuk QKD, termasuk satelit kuantum yang menyampaikan sinyal kuantum.
Sementara itu, Toshiba mengatakan telah bekerja sama dengan Verizon Communications Inc di Amerika Serikat dan BT Group di Inggris dalam proyek percontohan QKD, dan sedang dalam pembicaraan dengan operator telekomunikasi lain di Korea Selatan.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.