Nvidia, yang berbasis di Santa Clara, California, memperkirakan biaya pembuatan superkomputer tersebut menelan biaya 40 juta pound (US$ 52 juta).
Cyberthreat.id – Nvidia, produsen chip grafis asal Amerika Serikat, berencana membuat superkomputer tercepat di Inggris yang dapat digunakan peneliti untuk menangani masalah medis, termasuk Covid-19.
Nvidia, yang berbasis di Santa Clara, California, memperkirakan biaya pembuatan superkomputer tersebut menelan biaya 40 juta pound (US$ 52 juta).
Sumperkomputer itu akan diberi nama Cambridge-1, terdiri dari 80 sistem Nvidia dan diharapkan dapat online pada akhir tahun ini.
CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan Cambridge-1 akan tersedia untuk peneliti kesehatan yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menangani tantangan dunia medis yang mendesak.
“Mengatasi tantangan dunia yang paling mendesak dalam perawatan kesehatan membutuhkan sumber daya komputasi yang sangat kuat untuk memanfaatkan kemampuan AI,” kata Huang, Senin (5 Oktober 2020) seperti dikutip dari APNews.com, diakses Selasa (6 Oktober).
Cambridge-1 akan menempati peringkat ke-29 superkomputer terkuat di dunia dan yang paling kuat di Inggris, kata Nvidia.
Perusahaan farmasi GlaxoSmithKline dan AstraZeneca, termasuk di antara grup yang telah mendaftar untuk menggunakan superkomputer tersebut.
Pengumuman itu muncul setelah perusahaan mengatakan bulan lalu bahwa mereka setuju untuk membeli perancang chip yang berbasis di Inggris, Arm Holdings hingga US$ 40 miliar, dan akan mendirikan pusat penelitian kecerdasan buatan di Cambridge, Inggris, markas Arm Holdings.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.