KuCoin mengatakan peretas berhasil mencuri aset Bitcoin, token berbasis ERC-20, bersama dengan jenis token lainnya.
Cyberthreat.id - Bursa uang kripto (cryptocurrency) yang berbasis di Singapura, KuCoin, hari ini mengungkapkan telah menjadi korban peretasan besar-besaran. Dalam penyataan yang diunggah di webnya, perusahaan mengonfirmasi bahwa pelaku peretasan menerobos sistemnya dan mengosongkan dompet panas dari semua jenis mata uang kripto mereka.
Dompet panas adalah aplikasi manajemen cryptocurrency yang terhubung ke internet. Dompet dingin disimpan secara offline.
Pertukaran Cryptocurrency seperti KuCoin menggunakan dompet panas sebagai sistem penyimpanan sementara mereka untuk aset yang saat ini sedang dipertukarkan di platform, dan digunakan untuk menggerakkan operasi konversi dan transfer dana.
Menurut ZDnet, KuCoin mengatakan pihaknya mendeteksi peretasan setelah mengamati "beberapa penarikan besar" dari dompet panasnya hari ini, 26 September 2020.
Perusahaan mengatakan telah memulai audit keamanan dan menemukan aliran dana yang hilang. KuCoin mengatakan peretas berhasil mencuri aset Bitcoin, token berbasis ERC-20, bersama dengan jenis token lainnya.
Saat ini, kerugian diperkirakan minimal US$ 150 juta atau setara Rp2,2 triliun, berdasarkan alamat Etherium tempat pengguna melacak sebagian dari dana yang dicuri.
KuCoin belum memberikan permintaan komentar tambahan.
KuCoin juga berjanji untuk mengganti uang pengguna yang kehilangan dana dalam peretasan menggunakan dompet dinginnya. Penyetoran dan penarikan telah ditangguhkan sementara karena tim keamanan perusahaan sedang menyelidiki insiden tersebut.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.