Ancaman siber di Indonesia bukan hal baru, tapi beberapa tahun terakhir jumlahnya meningkat cukup drastis.
Cyberthreat.id – Ancaman siber di Indonesia bukan hal baru, tapi beberapa tahun terakhir jumlahnya meningkat cukup drastis.
Pada 2018 Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat terjadi 230 juta serangan siber ke Indonesia, jenis serangan terbesar yaitu berupa malware.
Rawannya serangan malware dan virus di Indonesia karena bisa jadi penggunaan software dan sistem operasi bajakan. Hal ini membuka celah keamanan bagi penyusup.
Dilatarbelakangi kondisi tersebut, Badan Siber dan Sandi Negara bersama Huawei Indonesia menggelar seminar virtual yang mengangkat isu keamanan siber dengan menggandeng para generasi muda.
Bertajuk “Huawei Tech Day: Digital Talent Training 2020”, acara akan digelar pada Kamis (24 September 2020) pagi ini pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Narasumber acara akan hadir Direktur Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Ekonomi Digital BSSN, Nunil Pantjawati.
Nunil akan menyampaikan presentasi tentang "Kesadaran Keamanan Informasi dan Ketahanan Siber Era Revolusi Industri 4.0"
Dalam kesempatan tersebut juga akan dihadiri oleh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbud, Prof Aris Junaidi dan Human Resource Director of Huawei Indonesia Ir Dani Krishnamulya Ristandi. Keduanya juga akan memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Huawei Tech Day akan diikuti oleh mahasiswa dari 33 universitas se-Indonesia. Sebanyalk 500 mahasiswa telah mendaftar menjadi peserta. Materi pelatihan yang akan dibahas, yakni Big Data (24 September 2020), selanjutnya 5G Open Mind Set yang akan diberikan pada 1 Oktober 2020 dan Cloud-based Overview pada 9 Oktober 2020.
Untuk mengikuti seminar virtual ini, Anda bisa mengakses di saluran YouTube berikut ini:
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.