Dana dicuri dari enam dompet panas, menyimpan aset Bitcoin, Ether, ALGO, Ripple, Tezos, dan TRON.
Cyberthreat.id - Eterbase, bursa pertukaran mata uang kripto yang berbasis di Republik Slowakia di Eropa, mengumumkan telah menjadi korban peretasan. Pelaku menembus jaringan internal perusahaan dan mencuri uang kripto senilai US$ 5,4 juta atau setara Rp80 miliar.
Dalam pengumuman yang dipajang di websitenya pada Kamis lalu (10 September 2020), Eterbase mengatakan pelaku membobol dompet panas perusahaan yang menyimpan aset Bitcoin, Ether, ALGO, Ripple, Tezos, dan TRON.
Dompet panas adalah akun uang kripto (cryptocurrency) yang secara aktif terhubung ke internet dan digunakan oleh Eterbase untuk menjalankan transaksi jual beli mata uang kripto.
Dana dicuri dari enam dompet panas, menyimpan aset Bitcoin, Ether, ALGO, Ripple, Tezos, dan TRON.
Dalam serangkaian pesan yang diunggah di saluran Telegramnya, seperti dilansir dari ZDnet, perusahaan mengatakan telah mendeteksi serangan tetapi tidak dapat menghentikannya.
Meski demikian, Eterbase mengatakan telah melacak kemana saja uang dari dompet digitalnya mengalir. Diantaranya dikirim ke bursa kripto ternama Binance. Temuan itu telah dilaporkan ke bursa tersebut dan Eterbase meminta agar aset yang dicuri itu dibekukan.
Eterbase memastikan kasus itu telah dilaporkan ke pihak berwenang untuk investigasi lebih lanjut.
"Setelah audit keamanan oleh perusahaan global terkenal, operasi kami akan dilanjutkan. Kami akan mengumumkan tanggal pembukaan kembali platform Eterbase Exchange sesegera mungkin," tulis perusahaan dalam pengumuman lanjutan.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.