Trump telah memberi waktu hingga pertengahan September ini untuk segera memutuskan TikTok AS dilego kepada perusahaan AS.
Cyberthreat.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan tidak akan memperpanjang batas waktu yang diberikan kepada ByteDance, induk perusahaan TikTok China, terkait rencana penjualan perusahaan.
Trump telah memberi waktu hingga pertengahan September ini untuk segera memutuskan TikTok AS dilego kepada perusahaan AS. Saat ini yang tertarik kuat untuk membeli adalah Microsoft dan Oracle.
“Batas waktu akan ditutup atau mereka bakal menjualnya,” ujar Trump kepada wartawan sebelum berangkat ke Michigan, Kamis (10 September 2020) seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11 September).
“Tidak akan ada perpanjangan tenggat waktu untuk TikTok.”
Sejauh ini TikTok belum memberikan komentar terkait ucapan Trump.
TikTok terkenal karena video pendek yang menjadi viral di kalangan remaja. Namun, saat ini posisi TikTok di AS dalam kondisi terjepit. Jika tidak ada kesepakatan antara TikTok dengan pembeli AS, Trump mengancam akan memblokir TikTok di AS karena perusahaan dituding memasok data pengguna TikTok AS ke China. TikTok sendiri membantah tudingan itu berkali-kali dan menyatakan tidak akan pernah memenuhi permintaan apa pun dari Otoritas China untuk berbagi data pengguna.
Awal Agustus lalu, Trump meneken surat perintah eksekutif yang berisi larangan BytDance dan Tencent Holdings, induk perusahaan WeChat, untuk bertransaksi dengan perusahaan dan individu AS.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.