Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi (APJATEL) mengenalkan JakWiFI yang bisa dipakai untuk publik.
Cyberthreat.id – Asosiasi Penyelenggara Jasa Telekomunikasi (APJATEL) mengenalkan JakWiFI yang bisa dipakai untuk publik, terutama kalangan pelajar tak mampu di Jakarta.
JakWIFI adalah program penyediaan wi-ffi gratis di daerah-daerah yang tidak terjangkau layanan internet gratis.
Saat ini, lebih difokuskan pada kawasan permukiman padat penduduk, demikian APJATEL dalam pernyataan persnya yang diterima, Minggu (30 Agustus 2020).
Ketua Umum APJATEL, Muhammad Arif, mengatakan JakWIFI bukan hanya untuk pendidikan, melainkan bagian dari penyediaan infrastruktur kota dan perluasan akses internet untuk kebutuhan masyarakat yang melingkupi banyak sektor, dari pendidikan, ekonomi, layanan pemerintah, dan komunikasi warga.
Arief mengatakan, program tersebut merupakan kerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta. Penyediaan JakWIFI dilatarbelakangi dari kesulitan para pelajar yang kurang mampu di Jakarta untuk belajar secara daring selama pandemi Covid-19.
Fasilitas internet gratis ini, kata dia, setidaknya dapat memecahkan persoalan yang dialami masyarakat kurang mampu di DKI Jakarta.
“JakWIFI sudah sudah ada 100 titik awal pengerjaan dan saat ini sedang tahap pemetaan untuk menentukan titik-titik lainnya,” kata dia.
Arief berharap melalui kolaborasi tersebut akan meningkatkan infrastruktur digital yang kuat akan meningkatkan penetrasi broadband secara nasional.
"Kita ketahui pentingnya jaringan serat optik untuk mendukung layanan akses internet saat ini telah sama pentingnya dengan Listrik dan Air sebagai kebutuhan primer untuk masyarakat,” kata dia.
Saat ini, APJATEL sudah menyediakan beberapa titik akses di RW-RW yang tersebar di 5 wilayah DKI Jakarta yang sedang ditingkatkan kapasitasnya secara bertahap.
Perluasan penyediaan akses internet tersebut ditargetkan lebih dari 50 titik akses selama dua bulan ke depan yang dapat diakses oleh lebih dari 1000 siswa-siswi kurang mampu dapat belajar secara online.[]
Redaktur: Andi Nugroho
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.