Pihak kampus mengklaim tidak ada kebocoran data meskipun situs web, email, akses staf ke PC kampus, hingga akses mahasiswa terhadap hasil ujian terdampak
Cyberthreat.id - Myerscough College di Billsborrow, Lancashire, Inggris mengalami insiden serangan siber yang membuat sistemnya terpaksa offline pada Kamis (20 Agustus 2020). Media lokal menyebut kampus terkena serangan Denial-of-Service (DoS) atau serangan penolakan layanan pada server menggunakan ransomware.
Ransomware digunakan untuk memeras uang dari kampus. Serangan juga berdampak pada infrastruktur Teknologi Informasi (TI) kampus sehingga para mahasiswa tidak bisa memeriksa hasil ujiannya secara online yang pada saat itu telah dirilis pihak kampus.
"Hari ini menjadi salah satu hari paling menantang dalam sejarah perguruan tinggi menyusul serangan cyber yang menghancurkan dan telah merusak parah semua infrastruktur TI," demikian keterangan resmi kampus melalui Twitter-nya, Jumat (21 Agustus 2020).
"Situs web kami, kemampuan kami untuk mengirim email, akses staf ke PC kami, dan tentu saja, akses mahasiswa terhadap hasil ujian, semuanya telah terdampak."
Dalam pemberitahuan lebih lanjut, pihak kampus mengatakan tidak ada data dan informasi yang diretas dalam insiden ini.
"Kami sedang berdialog dengan Unit Kejahatan Cyber Kepolisian Lancashire dan penyelidikan sedang dilakukan."
Sementara itu, staf pengajar bersama pihak kampus menyatakan akan mengirimkan nilai hasil ujian mahasiswa satu per satu. Myerscough College yang dikenal memiliki spesialisasi studi olahraga dan pertanian menyampaikan permintaan maaf resmi.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan pihak kampus memahami bahwa kejadian hari ini sangat mengecewakan mahasiswa kami yang tidak dapat mengakses nilai sesuai hari yang telah ditentukan. Mahasiswa kami juga tidak dapat merayakan nilai yang berhak mereka peroleh setelah bekerja keras untuk mencapainya." []
Redaktur: Arif Rahman
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.