Mereka yang protes dan datang ke Gedung Putih, di antaranya Apple Inc, Ford Motor co, Walmart Inc, dan Walt Disney.
Cyberthreat.id – Sejumlah perusahaan Amerika Serikat yang bisnisnya terkait dengan China menolak kebijakan Presiden Donald Trump yang melarang bertransaksi dengan TikTok dan WeChat.
TikTok adalah aplikasi media sosial video pendek milik ByteDance, sedangkan WeChat adalah layanan pesan daring dari Tencent Holding Ltd.
Belasan perusahaan besar AS itu melayangkan protes dalam pembicaraan dengan pejabat Gedung Putih pada Selasa (11 Agustus 2020), menurut laporan Wall Street Journal seperti dikutip dari Reuters, diakses Jumat (14 Agustus).
Pada awal Agustus lalu, Trump mengeluarkan surat perintah yang berisi larangan bagi perusahaan dan individu AS untuk bertransaksi dengan ByteDance dan Tencent. Larangan berlaku mulai 6 Agustus hingga 45 hari ke depan. Sayangnya, tidak jelas apa maksud transaksi di sini.
Baca:
Mereka yang protes dan datang ke Gedung Putih, di antaranya Apple Inc, Ford Motor co, Walmart Inc, dan Walt Disney. Ada pula Procter & Gamble Co, Intel Corp, MetLife Inc, Goldman Sachs Group Inc, Morgan Stanley, United Parcel Service Inc, Merck & Co Inc , dan Cargill Inc.
Menurut mereka, larangan tersebut justru merusak daya saing perusahaan AS di China.[]
Demokratisasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence; AI), pada dasarnya, adalah memperluas aksesibilitas teknologi AI ke basis pengguna yang lebih luas.
Di tengah latar belakang ini, ada aspek penting yang secara halus terjalin dalam narasinya, yaitu penanganan identitas non-manusia.
"Karena kita hidup di era digital, jangan hanya menjadi konsumen, tetapi bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih produktif," tambah Nezar.